Aku udah pernah cerita apa belum sih, soal cita-cita? Pastinya udah sih ya. Sering malah. Hihihi. Kalau ditanya cita-citaku pengen jadi apa, dari kecil aku selalu jawab "Mau jadi penyanyi." Sampai sekarang pun masih. Kalau aku punya kesempatan untuk menyanyi dan dibayar, tentu aku akan menjalaninya dengan penuh suka cita lah. Makanya sungguh tidak aneh kalau aku mempertimbangkan pekerjaan sebagai pemandu karaoke. Karena yha kerjanya nyanyi beberapa jam, dapet duitnya lebih banyak dibanding nulis seharian. (((hoiiii)))
Sayangnya hidup memaksaku untuk gagal dan belajar menerima kenyataan. Mau jadi penyanyi, bahkan sekadar biduan dangdut di hajatan sekalipun, ternyata enggak mudah. Ya mungkin jujur aja dalam hal ini aku belum pernah yang serius banget ngejar gitu sih. Paling ikut lomba beberapa kali sama bikin video youtube. Jadi kalau dibilang gagal ya sebenernya enggak juga. Karena aku belum pernah benar-benar mencoba. Entahlah, mafren. Banyak hal yang bikin aku nggak yang fokus banget ngejar karir di dunia musik. Banyak hal. Keterbatasan bakat salah satunya. Wkwkwkwk.
Oke, anggap saja menjadi penyanyi bukan lagi pekerjaan impian, cuma hobi sampingan aja. Trus apa sih sebenernya kerjaan yang paling aku suka?
Mungkin aku udah sering, terlalu sering mengulang-ulang cerita suksesku ketika jualan baju. Post power syndrome banget iya sih. Tapi ya gimana. Kenyataannya aku suka banget menjalani peran itu. Aku kangen banget jualan baju. Aku kangen banget bantu pembeli milih outfit yang cocok buat mereka dan bikin mereka menjadi lebih bahagia dan percaya diri. Aku kangen semuanyaaaa.
Aku emang punya passion di bidang fashion sejak lama. Mungkin sih gara-gara pas remaja terlalu terpengaruh sama film-film kayak The Devil Wears Prada, Confession of A Shopaholic, dan Sex and The City. Atau pengaruh-pengaruh lain yang mungkin aku sendiri nggak sadar masuk ke otak bawah sadarku. Di samping sejak kecil emang aku ngebantuin ibuku jualan baju. Tapi itu lain hal.
Ibuku sendiri selalu bilang seleraku buruk. Ketika mungkin sebenarnya cuma beda aja dan beliau nggak paham. Buat ibuku modis itu ya anggun, basic, elegan, dan semacamnya. Sementara aku lebih suka gaya alternatif. Kalau dideskripsikan mungkin gambarannya kayak e-girl zaman sekarang gitu lah.
Itupun aku masih terkendala lagi banyak hal. Misalnya, nggak punya duit buat beli bajunya. Hahahahaha. Nggak usah diceritain juga kali ya, bagian ini, -,-
Singkat cerita, aku punya ketertarikan yang sangat kuat di bidang fashion. Kalau sekarang aku masih boleh punya cita-cita, aku pengen berkecimpung di industri fashion entah bagaimana caranya. Jadi model, udah nggak mungkin. Mimpi aja. Jadi desainer, pengen banget sih astaga, tapi aku kan nggak bisa menggambar. Paling pol mentok bikin-bikin desain kaos sendiri. Huvt.
Jualan baju, yha aku suka dan mau banget lah. Nggak ada perasaan yang lebih indah dibanding melihat pembeli wajahnya berbinar-binar, merasa cantik karena pakai baju yang memaksimalkan kecantikan alaminya. Atau aku pengen juga jadi stylist atau professional shopper gitu, hihhh. I wiiiish.
Karena sekarang aku lagi belum bisa jualan lagi ya aku sabar aja. Paling pol jualan kaos. Hehehe. Dulu aku masih sempet-sempetin jualan kaos pakai bikin OOTD set. Menyalurkan sedikit hasrat mendandani orang lah. Sekarang udah nggak lagi sih.
Kemudian, kemarin aku dapet job nulis tentang fashion. Astaga, cuma gitu aja aku udah seneng banget. Hemm. Did you hear that? That was my heart, falling in love.
Kebetulan temanya tentang desainer lokal Indonesia. Sialnya, selama ini aku malah nggak ngikutin perkembangan fashion dalam negeri karena aku pikir boring aja gitu nggak menarik. Ternyata oh ternyata, aku ketinggalan banyaaaaaak. Desainer-desainer Indonesia banyak yang gayanya asyik. Sepanjang riset jantungku berdebar-debar. Rasanya mirip banget kayak kalau lagi jatuh cinta sama cowok. Eh, enggak ding, malah lebih parah deg-degannya. Antara mau nangis haru sama pengen pingsan. Saat itulah aku tahu, ibarat ikan, maka fashion itu airku.
Aku nggak tahu ke depannya hidup mau bawa aku ke mana. Kemarin-kemarin aku sempet agak fokus ke musik, ternyata enggak membawaku ke mana-mana. Hahahaha. Dan musik nggak bikin aku berdebar sampai segitunya sih. Lebih parah fashion lah asli, parah banget mau nangis.
Tentu saja aku masih punya banyak keinginan. Masih aku simpen dulu. Sambil aku melihat dari kejauhan. Aku nggak peduli sekalipun ibuku selalu bilang seleraku jelek. Buktinya aku bisa membahagiakan banyak orang yang beli bajuku dulu. Yang penting aku mau kerja di bidang ini, entah gimanapun jalannya. Nulis kolom tentang fashion kayak Carrie Bradshaw juga aku mau banget mau banget mau banget.
Dengan nulis ini, aku semacam meyakinkan diriku sendiri kalau memang ini yang aku mau. Dan aku udah berada di jalan yang benar selama ini. Aku nggak kesasar.
Semoga wabah-wabahan segera berakhir, dan aku cepet kerja di bidang yang aku suka. Dan cepet kaya raya. Amin. Hihihihi.
I love you, me. :*