[REVIEW] Pembalut Kain
Sekitar
sebulan yang lalu aku posting di facebook tentang pembalut yang bisa dicuci
ulang alias pembalut kain yang tak beli dari Mbak Pipit. Awalnya beli pembalut
kain ya dari semangat buat mengurangi sampah di muka bumi. Secara sampah dari
pembalut itu banyak banget lohh. Misalnya masing-masing cewek mens selama 7-8
hari per bulan. Setiap hari ganti pembalut 2-3 kali. Satu cewek bisa
menghasilkan 14-24 potong sampah pembalut/bulan. Di kosku ini, ada sepuluh
kamar dan penghuninya cewek semua (ya iya lah, namanya aja kos cewek). Dan
sepuluh cewek itu masih mens semua. Satu kos ini saja menghasilkan 140-240
potong sampah pembalut/bulan. Baru satu kos. Belum satu RT, belum satu
kelurahan, belum satu kecamatan dan akhirnya belum seluruh dunia. Kalau
dihitung, ketemu jumlah yang mengerikan bukan?
Maka
dari itu, beralih ke pembalut kain adalah salah satu langkah kecil yang bisa
kita lakukan, girls! Lagian jangan dipikir pembalut kain tu berupa kain yang
dilipet-lipet kaya jaman oma kita. Pembalut kain masa kini tuh udah keren
banget. Bentuknya kaya pembalut plastik yang biasa kita pakai itu. Dengan
warna-warna plus desain yang lucu.
bentuknya kaya pembalut biasa |
Pas
beli kemarin aku belum bisa nulis review soalnya itu pas banget aku baru
selesai mens dan masa iya aku pura-pura mens biar bisa nyobain pembalutnya?
Nggak lucu kan? Jadinya ya nunggu sampai satu bulan kemudian, dan tadaaaa, mens
juga aku bulan ini.
Pertama
kali yang tak liat dari pembalut ini adalah jahitannya nggak rapi. Jadi di
beberapa bagian ada yang mencong-mencong gitu. Maklum, yang tak beli ini
termasuk kasta paling rendah di jajaran pembalut kain. Hey, bahkan nggak ada
mereknya loh. Dan kalian tahu lah kenapa kok aku pilih ini. Yes, karena paling
murah (teteep pelit).
Trus kedua, kok tebel ya? Tebel banget sih enggak,
Cuma lebih tebel dari pembalut yang biasa tak pake (aku biasa pake yang super
slim). Takutnya jadi nggak nyaman kan?
Ketiga,
nggak ada perekatnya, cuma pakai kancing yang dicepretin (aku masih nggak nemu
istilah yang tepat buat kancing model ini). Apa ya nggak geser-geser bin bocor
nantinya?
kancing cepret, atau apapun namanya itu |
Setelah tak pakai gaes, ternyata kekhawatiranku tadi
nggak terbukti. Pertama, kerapihan jahitan nggak ada sangkut pautnya sama
fungsi pembalut ini. Cuma orang-orang kurang kerjaan kaya aku yang bakal
mempermasalahkan kok jahitannya mencong dikit. Daya serap pembalut ini
mencengangkan. Jauh lebih cepat dibanding pembalut biasa. Trus tak kirain bakal
berasa basah gitu, eeh, ternyata malah lebih kering dari pembalut plastik. Trus
juga nggak ada perasaan lembab dan nggak nyaman kaya kalau pakai pembalut plastik.
Meskipun agak tebal, ternyata nggak ngeganjel sama
sekali. Lentur dan nyaman dipakai. Memang agak lebih ‘terasa’ dibanding
pembalutku yang biasanya. Tapi paling mirip-mirip lah rasanya sama kalau kita
pakai pembalut yang super maxi. Nah, bisa ngebayangin kan, kaya gimana?
Meskipun nggak ada perekatnya ternyata nggak
geser-geser juga. Aku cuma pakai around the house dan pergi yang deket-deket
aja sih. Kalau dipakai buat aktivitas fisik yang banyak gerak kaya olahraga,
misalnya, aku belum tahu ya.
Over all, pembalutnya nyaman dan aku bakal repurchase.
Lha ngapain repurchase? Kan bisa dipakai lagi berulang-ulang? Iya, mau nambah
stok soalnya kalau musim hujan kan lama keringnya.
Oya, pembalut kain ini juga guampang banget dicucinya.
Emang sih, agak lebih ribet dibanding pembalut biasa yang tinggal diguyur,
gulung, terus buang. Ini melibatkan sabun cuci dan ngucek. Tapi aslinya noda
darah itu gampang diilangin kok. nguceknya nggak perlu banyak effort. Kalau
udah kering, setrika deh biar kumannya mati.
Oya, sebelum dipakai juga dicuci dulu gaes. Selama
proses produksi sampai pengiriman kan pastinya sudah banyak kotoran yang
menempel. Thank’s mbak Pipit for reminds me this.
Kalau ada kurangnya pembalut ini menurutku nggak bisa
dipakai pas lagi travelling. Ya kecuali kamu mau disibukkan sama urusan nyuci
plus ngeringin pembalut sih. Tapi kalau travelling ya mana sempat gitu loh.
Ujung-ujungnya dibuang? Weww, sayang. Kan mahal. :D
Jadi sementara ini aku kalau travelling ya tetep pakai
pembalut biasa. Tapi lumayan lah ya, setidaknya udah mengurangi buanyaak sampah
plastik pembalut dari satu orang. Yeah! Dan btw, yang takut dioxin atau zat
apapun itu yang terdapat pada pembalut biasa, pembalut ini much safer kan?
Oke. Sampai sini dulu. Pertanyaan bisa leave comments
on the section below or find me on Facebook!
Love,
Isthar Pelle
0 komentar