Madgirl dan Bisnis Kosmetik

by - 04.09.00




Alkisah, pada tahun 2012, seorang gadis norak tapi menawan yang adalah diriku sendiri mengalami momen terjerembab di jalan nasib. Bisa dibilang waktu itu adalah tahun terngehek dalam seluruh periode kehidupanku. Segala hal brengsek yang bisa terjadi di kehidupan gadis muda terjadi secara bertubi-tubi. Sudahlah gagal skripsian, ditinggal pacar nikah karena ada gadis lain yang sudah hamil empat bulan, motor satu-satunya dibawa kabur psikopat, kehilangan pekerjaan, dan terlilit banyak hutang.
Tapi saudara-saudaraku yang budiman, dunia ini sendiri adalah keseimbangan. Di mana ada kesialan, di situ ada berkah yang nilainya setimpal, atau bahkan lebih. Tahun itu pulalah aku bertemu dengan bisnis Oriflame. Awalnya karena ketemu postingan teman yang promo join murah meriah, cuma sepuluh ribu rupiah. Sepuluh ribu, dapet katalog, dapet kesempatan jualan sekaligus berbisnis. Pas banget aku lagi nggak punya kerjaan dan teramat sangat butuh solusi untuk bertahan. Aku langsung kepincut.
Masalahnya waktu itu aku begitu miskinnya sampai uang sepuluh ribu untuk join saja harus nyari pinjeman. Akhirnya dapet dan langsung daftar. Begitu daftar langsung nawarin ke temen-temen dekat dan makin kepincut sama bisnis ini karena sesuai janjinya, memang sangat mudah dijalankan. Oriflame punya produk-produk yang memang telah terbukti kualitasnya selama bertahun-tahun sehingga pada dasarnya bisa menjual dirinya sendiri. Nggak usah jadi ahli di bidang kosmetik. Aku bawa-bawa katalog aja cewek-cewek udah milih sendiri-sendiri. Pertama kali dapet orderan dan ngerasain untungnya, sesuatu yang bercahaya muncul dalam diriku. Harapan.
Produk yang menjual sendiri

Aku mulai berani bermimpi lagi. Lucky me, aku punya tim yang sangat pengertian, baik hati, full support, kompak, lucuk, dan sama-sama punya impian besar dan sama-sama semangat untuk mewujudkannya. Lingkungan yang sangat tepat bagiku yang pada dasarnya sangat labil. Apalagi pas lagi di kondisi down berat gitu. Kami semangat banget Oriflame-an. Bukan hanya karena ngejar duit, meskipun itu memang iya. Tapi pada dasarnya bisnis Oriflame memang sangat menyenangkan.
Bagaimana enggak? Kegiatannya dandan-dandan, mempelajari make up, skin care, dan perawatan personal, facial rame-rame, nongkrong-nongkrong sambil ngebisikin produk terbaru ke kanan-kiri. Bagiku, berbisnis Oriflame adalah salah satu pekerjaan paling menyenangkan yang pernah kulakoni. Sambil jualan dapet untung, kadang jual jasa juga ngemaskerin temen, atau bagi temen-temen yang jago make up juga sering ngejob make up, trus juga cerita-cerita bisnisnya ke orang-orang baru, dan dapet bonusnya, baik yang berupa hadiah barang maupun bonus duit. Menyenangkan sekali.
Tapi karena tokoh utama dalam cerita ini adalah aku, yang kalian semua tahu labil banget dan bosenan parah, aku sempet on-off menjalani bisnis ini. Tentu saja, memang, sama seperti bisnis lainnya, berbisnis Oriflame nggak melulu hura-hura. Ada kalanya kami serius mendiskusikan rencana pemasaran, ada kalanya kami pusing karena target (yang dibikin sendiri-sendiri) masih kurang, ada kalanya kami bersedih karena target tidak tercapai. Meskipun di bisnis ini nggak bakal ada yang memarahi kalau tidak capai target, tapi kami punya kebiasaan memenuhi target yang sudah dibuat sendiri. Jadi kalau sampai tidak tercapai itu kami merasa sakit, semacam mengkhianati diri sendiri.
Tapi itu bukan masalah besar. Masalah besarku yang membuatku sempet mandeg Oriflame-an adalah rasa bosanku sendiri. Aku rupanya waktu itu belum cukup tangguh untuk stay strong di tengah amukan pasang surut bisnis. Kadang bonus sampai sejuta, kadang cuma ratusan ribu. Kadang member aktif semua, kadang sampai keringetan gobyos nyari member baru buat nambal-nambal yang bolong. Begitulah, bisnis Oriflame memang tidak melulu mudah. Sama persis seperti bisnis lainnya. Cuma enaknya kalau Oriflame kan nggak modal besar. Jadi seenggaknya nggak rugi lah.
Setahun Oriflame-an, akhirnya pada tahun 2013 aku berhenti total. Tahun itu juga merupakan momen kejatuhanku yang lain lagi. Tapi rupanya aku nggak sanggup pisah lama-lama sama Oriflame. Kangen rasanya. Makanya akhir 2015 kemarin aku daftar member lagi. Cuma nggak seaktif dulu karena aku kan sekarang lagi under cover. :p Tapi kerinduan itu benar-benar terobati meskipun nggak sepenuhnya. Aku masih kangen acara ngumpul bareng, bikin acara bareng, begadang bareng di warung kopi sambil wi-fian, juga kangen perasaan ketika adrenalin meningkat di detik-detik akhir tuponas. Kusimpulkan, aku memang jatuh cinta sejadi-jadinya pada bisnis ini.
Ngomong-ngomong, ada yang nanya, apa aja sih yang udah aku dapet dari bisnis Oriflame? Kok sampai segitunya tergila-gila?
1.     Keluarga baru
 
SPF 20+ squad
Bukan hanya teman baru. Oriflame sudah memberiku keluarga baru. Meskipun banyak teman yang merasa kecewa karena sifatku yang keras kepala, suka semau sendiri, pemarah, emosian, dan labil, tetep aja mereka itu orang-orang tersabar dan pengertian yang pernah kumiliki. Aku suka nangis (literally) kalau inget betapa dulu aku suka kasar dan semena-mena (maafin aku gaes). Tapi mereka masih tetep ada di sana, selalu di sana buat mendukung (thank you so so much). Bukan hanya satu tim, tapi dengan tim lain kita juga saling bekerja sama. Bahkan sampai ke staff kantornya semua udah kaya saudara.
2.     Pengetahuan baru
 
Training gratisan
Jaman sebelum kenal Oriflame, aku bagaikan Cinderella sebelum disulap oleh ibu peri. Gembel. Dandan? Cuci muka aja jarang-jarang. Aku inget banget dulu didandanin sama Mbak Rosy dan aku mundur-mundur ngeri pas mau dipakaiin eye liner. Takut kecolok. Hahaha. Sungguh, itu merupakan titik balik yang membuatku sembuh dari phobia eye liner.
Aku juga jadi tahu kalau cocok apa enggaknya suatu produk itu nggak bisa dijudge gitu aja dari satu pengalaman karena skin care itu kan cocok-cocokan tergantung jenis kulit masing-masing. Aku bakal jerawatan makin parah kalau pakai rangkaian Optimals White karena kulitku acne prone, tapi temenku yang kulitnya normal ternyata bening banget hasilnya. Dan ternyata kulitku cocok pakai rangkaian Love Nature Chamomile untuk kulit sensitif yang sudah kureview di sini.
Selain pengetahuan tentang kecantikan, kosmetik, dan produk perawatan, ada juga ilmu bisnis. Daaaan, ilmu itu sangat bermanfaat tidak hanya untuk menjalani Oriflame, tapi bisnis lain dan bahkan kugunakan juga waktu kerja kantoran.
Selain itu juga ilmu-ilmu tambahan seperti bagaimana menjadi pribadi yang menyenangkan, bagaimana memahami orang lain, dan banyak lagi.

3.     Barang-barang mahal yang nggak bakal kubeli sendiri
 
Ini salah satu contoh hadiah gratis dari Oriflame
Oriflame itu sangat suka memberi hadiah. Dan hadiahnya selalu mahal-mahal. Tas yang harganya jutaan, parfum harga ratusan ribu, jam tangan mewah, scraft branded, dan masih banyak lagi. Barang-barang yang jelas nggak mungkin kubeli sendiri karena kalian tau kan, aku ini agen FPP garis miring. Tapi dengan Oriflame aku bisa icip-icip kemewahan seperti itu. Bisa ngasih hadiah barang mahal buat ibuku yang you know lah dan bisa pakai parfum mahal tanpa keluar uang sepeserpun. Bahkan bagi seorang Madgirl yang bersahaja, hadiah barang mewah tetap membahagiakan. Kalian tau kenapa? Ya karena gratis. :D

4.     Duit

Ini. Ini sebenarnya alasan utamanya. Apa dulu aku join Oriflame pertama kali karena pengen dapet parfum mewah dan perawatan kulit premium? Enggak lah. Aku join waktu itu karena butuh duit. Dan Oriflame memberi itu. Dalam hal ini, sangat bisa kukatakan bahwa Oriflame telah menyelamatkan nyawaku. Uang yang kudapat, itu menyalakan harapan. Harapan itu yang kujadikan bahan bakar setiap hari untuk bekerja lebih keras lagi dan akhirnya aku bangkit dari keterpurukan. Faktanya begini: orang miskin yang terlalu miskin dan tidak memiliki apapun untuk dimakan, tidak akan bisa berpikir. Perut memang berada di urutan lebih depan daripada kepala. Kalau tidak bisa berpikir, dia tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Dia hanya bisa mengharap belas kasihan dan seterusnya. Oriflame dalam hal ini telah menyelamatkanku: memungkinkanku untuk berpikir normal lagi dan menyelesaikan masalah-masalahku. Hidup memang keras, tapi ketika kau punya harapan, punya sesuatu untuk dimakan, dan teman-teman yang mendukung sepenuhnya, kekerasan hanya akan terasa bagai kerikil. Mungkin nyandung dikit, tapi nggak bikin lecet.

5.     Kesenangan
Bekerja sambil bersenang-senang

Seperti yang telah kusebutkan di awal-awal tadi. Bagiku, Oriflame adalah salah satu pekerjaan yang paling menyenangkan. Yang kujalani tanpa paksaan. Yang membuatku selalu ingin berkembang. Yang membuatku bisa bekerja sambil bersenang-senang. Pas masih ngantor dulu aku merasa begitu tolol karena meninggalkan Oriflame dan malah berkubang di lingkaran kerja - pulang dalam keadaan stress -  tidur masih stress – bangun tidur langsung stress karena mikirin kerjaan hari ini. Aku merasa tersiksa. Mengapa? Karena kerjaan itu bukan bidangku. Aku nggak suka. Makanya akhirnya aku berhenti. Kerja itu buat berkarya tapi ini kok malah tersiksa.  Sejak saat itu aku memutuskan tidak akan pernah mengerjakan apapun yang bersifat menyiksa diri sendiri lagi. Aku hanya akan mengerjakan yang kusuka. Dan Oriflame-an lagi jelas masuk daftarnya.
And oh, dengan cerita begini, bukan berarti aku merendahkan pegawai kantoran dan menganggap Oriflame sebagai satu-satunya yang terbaik ya. Bukan gitu. Semua pekerjaan itu baik asal kita nyaman dan bahagia menjalaninya. Kalau dapet kerjaan kantoran pas di bidang yang aku suka tentu aku akan seneng-seneng aja. So please, jangan salah sangka. ;)
Kesimpulan dari seluruh postingan ini sebenarnya terletak di apa cobaaa? Hehehe. Yang bisa jawab dapet hadiah produk. :p
Sebenernya inti dari seluruh postingan ini adalah tentang bagaimana Oriflame memberiku semangat dan harapan untuk bangkit lagi sehingga aku masih berdiri sampai hari ini. Aku tahu banget lah rasanya terpuruk, sendirian, dan nggak punya apa-apa bahkan untuk dimakan. So, kalau ada siapapun di luar sana sedang berada dalam keadaan down, sendirian, kehilangan semangat dan harapan, feel free to curhat sama aku. Nggak akan kuprospek kok tenang aja. Cuma kalau mau join ya nggak apa-apa. :p
Intinya, aku tau banget rasanya nggak punya siapa-siapa bahkan untuk sekedar curhat. Dan aku akan sangat senang membantu. Yahh, meskipun aku jelas nggak bisa bantu ngemodalin atau bayarin utang, tapi seenggaknya kalau kamu punya sesuatu untuk diperjuangkan, then I’ll be there for you.
#OriflameChangesLives

You May Also Like

0 komentar