Memanfaatkan Demam Om Telolet Om

by - 23.36.00



               Tepatnya dua hari lalu, mendadak timeline akun pribadiku dipenuhi status Om Telolet Om. Tentu saja ini aneh, karena itu akun pribadi. Usut punya usut, ternyata frasa Om Telolet Om memang sedang jadi trending topic. World wide bahkan.
               Sebenarnya, Om Telolet Om bukan sesuatu yang baru bagiku. Kok bisa? Pertama, Ibing itu kerjanya di karoseri. Hal-hal yang berhubungan dengan bus termasuk variasi klakson sekundernya merupakan bagian dari obrolan kami sehari-hari. Kedua, kami sudah terjun ke bisnis bus merchandise sejak dua tahun yang lalu. Di akun jualan baik itu Leopard Karoserie, Leopard Bus Merch, sampai Telolet Bus Merchandise, kami berteman dengan anak-anak penghobi bus. Jadi di timeline akun jualan berseliweran frasa Om Telolet Om sih udah biasa banget.
               Lha, kalau Telolet jadi mendunia begini harusnya seneng dong kamu Pel? Anehnya enggak. Aku malah muak. Karena orang-orang biasa yang nggak tahu apa-apa tentang bus dan nggak pernah punya ketertarikan tentang dunia autobus juga jadi ikut-ikutan meneriakkan frasa yang sama. Dan itu jelas menjengkelkan. Terutama karena orang-orang itu aku tahu cuma ikut-ikutan. Sekedar ikut rame aja gitu, ngelarisi dagangan mah enggak.
               Tadinya tak kirain aku aja yang kesel. Ternyata Ibing juga muak. Wkwkwk. Alasannya lebih ke “Kenapa sih orang-orang itu ada yang rame apa, semuanya langsung ikutan?” Yah, masyarakat kita emang gitu. Biarin aja. Toh nggak sampai seminggu juga palingan timeline sudah reda dari demam telolet. Mudah-mudahan sih gitu. Soalnya kalau rame-rame telolet ini lebih lama lagi, aku bakalan muntah-muntah.
               Tapi berhubung aku ini anak muda yang selalu bisa mengambil sisi positif dari hal-hal paling menjengkelkan sekalipun, kejengkelanku kali ini aku tulis aja. Aku mau nulis tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan demam Om Telolet Om menjadi sesuatu yang lebih berguna daripada sekedar rame-ramean di media sosial. Sebenarnya ide nulis ini sudah di pikiran sejak lama, cuma tadinya aku terlalu malas untuk menuliskannya. Sekarang gara-gara rasa muak sudah di ubun-ubun, aku nggak punya pilihan lain. Yah, ada untungnya juga ternyata.

Demam Om Telolet Om sebagai Upaya Mengurangi Kemacetan

               Kamu mikirnya nggak terlalu absurd Pel? Tentu saja tidak. Ini sangat mungkin. Gini lho, penyebab kemacetan itu apa? Saking banyaknya kendaraan pribadi di jalanan kan? Horang kaya mah gengsi ke mana-mana naik angkot. Maunya naik mobil yang berAC. Kelihatan keren juga kalau dipakai buat selfie-selfie ya kan? Aku itu milih hidup di Magelang karena Magelang adalah kota kecil yang masih tergolong sepi dan tentu saja bebas macet. Bayangkan betapa jengkelnya aku ketika tiap week end dan hari libur itu kota Magelangku tersayang macet gara-gara kebanjiran mobil dari luar kota! Dan isinya apa wah, satu mobil satu orang doang. Apa cuma aku yang menganggap itu sebagai pemborosan dan sama sekali nggak efisien?
               Sekarang bayangkan kalau karena klakson telolet, orang jadi menganggap bepergian dengan menggunakan bus atau transportasi umum lain itu sebagai sesuatu yang cool? Semua orang berbondong-bondong meninggalkan mobil pribadinya di rumah dan lebih memilih untuk naik bus. Bayangkan, berapa banyak ruang di jalanan yang bisa kita hemat? Tentu saja hal ini harus dibarengi dengan upaya pemerintah menyediakan transportasi umum yang nyaman, aman, dan jangan lupa, setiap armada harus memiliki klakson telolet.

Demam Om Telolet Om sebagai Budaya Tandingan

               Suka nggak suka, pernah nonton atau enggak, kita semua pasti tahu sama sinetron yang judulnya itu Anak Jalanan. Betul? Kalau ini sih aku yakin bukan cuma aku aja yang muak. Banyak orang merasakan hal yang sama sepertiku. Tapii, adakah yang tahu dampak sinetron itu apa? Banyak banget remaja jadi termakan image keren itu harus bawa motor besar ke mana-mana. Banyak juga yang mendadak jadi penggemar motor gede. Dan semua hal sok keren ala sinetron lainnya (if you know what I mean). Masyarakat kita emang kaya yang gampang banget gitu ya, dadakan ikut tren. Ada tren batu akik, mendadak jadi juragan batu akik, ngerti segalanya tentang batu-batu. Ada sinetron Anak Jalanan, mendadak semua orang jadi penggemar motor gede dan bikin geng motor ala-ala. Itu lohh, yang biasanya tiap Jumat atau Sabtu malam ngumpul trus motornya diparkir jejer-jejer di pinggir jalan, lengkap dengan spanduk nama komunitasnya. Hal ini membuatku bertanya-tanya: sebenarnya aku ini hidup di tengah masyarakat apa tahu bulat?
               Sekarang bagaimana kalau kita jadikan demam Om Telolet Om ini sebagai budaya tandingan? TV itu memegang peran yang sangat penting kan? Bikin dong sinetron dengan judul Anak Telolet. Bukan hanya menceritakan keseharian anak-anak yang mengacung-acungkan jempol di pinggir jalan sambil berteriak “Om Telolet Om,” tapi juga termasuk kecintaan anak muda dalam menggunakan transportasi publik. Adegan-adegan ngalah dan memberikan tempat duduk kepada penumpang yang lebih membutuhkan, tidak membuang sampah di dalam bus, dan banyak lagi hal positif lainnya. Bintang sinetronnya pilih yang ngganteng dan bikin anak-anak remaja jadi pengen niru seperti misalnya Aliando atau Al Ghazali. Bayangkan generasi yang menonton sinetron ini nantinya jadi generasi yang lebih santun dan mencintai transportasi publik instead of jadi generasi yang mogok sekolah gara-gara nggak dibeliin motor baru sama orang tuanya.

Demam Om Telolet Om sebagai upaya untuk meningkatkan Omset

               Bukan bakul sejati namanya kalau kejengkelannya tidak menghasilkan omset. Jadiiih, nggak usah basa-basi lagi. Kalau kepengen membuktikan kalian memang bukan spesies tahu bulat yang suka mendadak ikut-ikutan tren dan memang bener-bener suka dunia autobus, langsung aja dong order merchandisenya di Leopard Karoserie, Leopard Bus Merch, dan Telolet Bus Merchandise. Semua perlengkapan yang akan membantu kamu tetap terlihat keren selama memburu klakson telolet ada lengkap, mulai dari kaos, jumper, kemeja, jaket, hoodie, topi, tas, bantal, bahkan miniatur bus juga ada buat kamu yang suka mengoleksi.
               Dan kalau ada di antara kamu semua yang baca postingan ini dan kepengen pesen armada bus beneran entah itu untuk PO atau proyek pemerintah sekalipun, bisa juga japri kami di facebook. Free desain dan bisa custom, termasuk gratis konsultasi pemilihan klakson sekunder.
Udah, gitu aja. May the Telolet be with you!

You May Also Like

0 komentar