The Savior. :v |
Senin,
3 Juli 2017, Bank Republik Indonesia mengalami masalah lagi (konon) di server
induknya sehingga menyebabkan sitem off line. Aku baru tahu sore-sore pas
keluar mau makan dan ternyata nggak bisa pakai ATM. Setelah ke beberapa ATM nggak
bisa semua, kami memutuskan ke kantor BRI terdekat dan dijawab Pak Satpam
dengan “Off line dari jam setengah 10 pagi. Se-Indonesia.” *senyum sabar
Plis
deh, BRI itu bank besar. Nasabahnya bwanyaaaak. Tentu saja yang stress
gara-gara nggak bisa ambil uang bukan hanya kami saja. Kami menemui banyak manusia-manusia
bernasip sama yang mengerutkan kening pertanda sedih. Ha mbok yakin, orang-orang
itu ke ATM juga karena kehabisan cash. Kalau nggak ya butuh apa gitu, misal
transfer atau bayar tagihan, dan itu harus diselesaikan segera. Jadi menurutku,
apa yang dilakukan BRI itu jahat!
Off
line se-Indonesia lohh. Seharian. Untuk ukuran bank BUMN yang udah punya
satelit sendiri harusnya hal semacam ini nggak sampai terjadi. Kalaupun terjadi,
harusnya jangan lama-lama. Setengah jam maksimal. Lha masa seharian cobak? Itu sih
ngerjain namanya.
Hal
ini sudah pernah kejadian beberapa bulan yang lalu. Pas itu malam-malam juga
nggak bisa tarik tunai di ATM manapun termasuk ATM bersama. Sementara, aku sama
Ibing punya kebiasaan nggak pernah pegang uang cash banyak. Jadi kebiasaan
kalau butuh baru ambil. Pas itu bener-bener udah nggak punya duit sama sekali
bahkan buat bensin aja udah nggak ada. Hahaha.
Kejadian
kemarin masih mendingan, soalnya aku masih ada uang beberapa ribu buat bensin. Yang
jadi masalah itu karena kami keluar maksud hati pengen makan karena kelaparan
belum makan dari pagi. Lha, malah nggak bisa ambil duit. Yawlooo, udah lemes
banget kelaparan (beneran ini, nggak lebay). Akhirnya setelah isi bensin pakai
tetes uang penghabisan (ya daripada duitnya buat makan tapi pulang jalan kaki),
kami memutuskan pulang sambil berdoa mudah-mudahan masalah si BRI cepet
teratasi.
Pas
oteweh pulang, aku puter otak gimana caranya biar bisa makan. Duh, masa pinjem
duitnya pak satpam dulu ya? Kayaknya kok nggak mungkin dikasih. Hahahah. Baru
setelah mikir beberapa saat (yes, hunger makes me think, lol) aku teringat pada
satu benda yang teramat sangat menggembirakan.
“Bing,
balik ke kosku dulu aja. Di dompet kecil aku masih ada duit.”
Jadi
dompet kecil itu dompet souvenir kondangan yang biasa aku pakai buat naruh
recehan. Dompet kecil ini nggak pernah aku bawa-bawa soalnya isinya emang cuma recehan
sih. Karena rajin ngumpulin receh, seingetku saldo di dompet kecil ini lumayan.
Bisa lah kalau buat makan berdua daripada pingsan. Wkwkwk.
Begitu
sampai kos, aku langsung cek saldo di dompet kecil dan ternyata isinya ada 22
ribu yang terdiri dari pecahan lima ribuan, dua ribuan, seribuan, dan recehan.
Di dompet besar juga masih ada uang 10 ribu. Jadi deh kami makan. Hahaha.
“Ini
judulnya dompet penyelamat, ndut. Sana ditulis!” komentar Ibing.
“Apa-apa
kok dijadiin judul,” jawabku.
“Iya
lah. Orang jaket bapak-bapak aja ditulis. Ini senengnya nulis cuma kalau yang
ngece-ngece kok,” katanya lagi.
Yaudah
deh, akhirnya aku nulis ini. Nggak penting kan? Nggak apa-apa lah buat isi-isi.
Daripada cuma ditulis di facebook dan blog sepi. Uhuk!
Menabung Pangkal Selamat
Dari
kejadian ini, aku jadi merasa bersyukur aku anaknya rajin nabung (baca:
ngumpulin recehan). Kamu nggak akan tahu seberapa besar arti recehan sampai kamu
mengalami hal semacam ini. Ternyata recehan bisa menyelamatkan nyawa. Oke deh,
kalau itu terlalu lebay, maka recehan bisa menyelamatkanmu dari derita
kelaparan.
Nggak
cuma sekali ini recehan menyelamatkan kami. Dari dulu-dulu udah sering banget.
Kalau dulu bukan karena bermasalah sama ATM, melainkan memang kere nggak punya
duit. Hahaha. Bisa bertahan hidup dari recehan lohh. Soalnya saking rajinnya
ngumpulin recehan sampai recehanku itu banyak, kadang sampai puluhan ribu. Biasanya
nggak ngeh jumlahnya udah berapa. Terabaikan begitu saja sampai ketemu kejadian
kaya gini.
Makanya
aku sangat merekomendasikan menabung sebagai aktivitas harianmu. Meskipun nggak
bisa bikin kaya (ya kalau yang ditabung cuma recehan, kapan bisa beli
helikopternya? Zzzz), tapi seenggaknya bisa dipakai pada saat darurat.
I
knoooow, harusnya kami mengubah kebiasaan buruk kami. Harusnya selalu sedia
uang cash sebelum kehabisan. Pas kejadian yang dulu itu aku bahkan sudah pernah
berjanji pada diri sendiri untuk selalu sedia cadangan cash. Tapi dasar dudul
pelupa, janji tinggallah janji. Kami melakukan kesalahan yang persis sama.
Dan
berhubung sifat pelupaku (atau pemalas) ini agaknya susah disembuhkan, aku
memikirkan solusi lain yang agak lebih bijak: pindah bank. Wkwkwk. Atau seenggaknya
punya cadangan saldo di rekening bank lain gituh, nggak cuma mengandalkan satu
bank. Jadi kalau tiba-tiba ada kejadian kaya gini kan masih bisa pakai ATM
satunya. Dan mohon diingat, kejadian semacam ini bisa menimpa bank apa saja,
bukan hanya BRI.
Btw,
malamnya, kami (meskipun pasrah-pasrah saja dan nggak terlalu berharap), ke ATM
lagi. ATM pertama nggak bisa, ada keterangan di layarnya kalau ATM masih nggak
bisa digunakan. Di ATM kedua nggak ada keterangan di layar, jadi dicoba, dan … transaksi
gagal.
Tapi
bukan Ibing namanya kalau menyerah begitu saja. Dicoba lagi, dicoba lagi. Di
percobaan ke empat akhirnya berhasil. Horeee. Jadi makan malam banyak kami. Sekenyang-kenyangnya,
soalnya siang tadi cuma makan seadanya. Hahaha.
Pesan Moral dari Kejadian Ini:
1.
Rajin-rajinlah
menabung.
2.
Sedia uang
cash cadangan.
3.
Usahakan punya
rekening bank lain. Saldonya diisi lah pastinya. Lha punya rekening cadangan
tapi nggak ada isinya trus apa gunanya?
4.
Sabar dan
pantang menyerah. Aku mendapatkan pelajaran berharga ini dari Ibing. Kalau aku
yang kebagian tugas narik tunai, pasti aku udah langsung menyerah begitu
percobaan pertama nggak berhasil. *grin Dengan nggak menyerah begitu saja, terbukti
Ibing akhirnya berhasil. :v
5.
Kalau sudah
bisa tarik tunai dan bisa makan, usahakan tetep kalem dan nggak kalap. Nanti malah
kekenyangan kaya aku sekarang ini. Sia-sia sudah diet selama tujuh hari
terakhir. - -“
0 komentar