Resolusi 2018

by - 02.39.00




               Aduh, Emak. Sebenernya baru aja kemarin pas ulang tahun aku bilang tahun ini nggak mau nulis resolusi-resolusian kayak tahun sebelumnya. Hahaha. Takut aja ntar begitu memasuki Februari aku udah nggak inget lagi resolusiku apa. Tapi seharian tadi aku lagi mikir mau melakukan beberapa perubahan terutama dalam hal penampilan dan mengingat masa-masa jaya dulu, trus barusan aku baca lagi postingan resolusi tahun lalu. Dan ternyata … I did! Aku nggak benar-benar menyadarinya, tapi ternyata semua yang aku tulis dalam resolusi itu aku lakuin semua, sungguh. 

               Aku bahas dikit. Pertama, aku pengen ngeblog lebih rajin. Tentu saja aku nggak melakukannya sedisiplin yang kuharapkan dulu, but I do write on blogs. Malahan aku punya tiga blog dengan niche yang beda-beda dan sebenernya bagus cuma aku nggak konsisten aja, hahaha. Untuk ketidakkonsistenan ini aku masih menyalahkannya pada facebook. Wkwkwk. Ya beginilah akibatnya generasi yang dibesarkan dengan cara kalau jatuh, kodok yang disalahin, atau jatuh kesandung, dikasih tahu batunya yang nakal. Hahaha. Jadi gedenya terbiasa playing victim. *grin

               Aku masih terlalu rajin facebook-an. Masih nulis status panjang-panjang di facebook yang bisa mencapai seribu kata yang sebenernya sih dimasukin ke blog aja mendingan. Cuma ya itu, aku males. Habisnya kalau di facebook langsung bisa dibaca banyak orang sementara di blog well, nggak sebanyak itu (ya gimana mau banyak yang baca kalau posting aja nggak pernah, woiii!). Plus kalau facebook-an kan nggak kerasa ya. Sambil nunggu pesanan nasi goreng mateng juga bisa. Trus sekarang aku mikir, gimana sih, kalau status yang aku tulis di facebook itu, aku copas, aku edit dikit, lengkapi pakai gambar-gambar trus aku masukin blog? Bisa tuh, sekalian buat arsip. Soalnya di facebook cepet tenggelamnya kaaan? Mau nyecroll juga aduh, men, udah ketumpuk panjang banget. Jadi ini kayaknya adalah ide brilian yang bisa aku coba mulai tahun depan. Muehehehehe. 

               Kedua, aku pengen nulis fiksi … and I did! Tahun 2016 aku nggak nulis fiksi sedikit pun. 2017 lumayan banyak. Yahh, meskipun belum ada satupun yang wow cetar membahana layak dibukukan, tapi aku udah nulis, dan itu sudah satu langkah lebih mendingan daripada tidak sama sekali. Hahaha. 

               Ketiga, aku pengen baca lebih banyak buku. And I did it, again! Masih sama, nggak sebanyak kayak yang aku rencanakan, tapi aku baca buku lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Ini terima kasih banyak karena aku dapet beberapa hibah, hahaha. Lumayaaan. Sebenernya sih bukannya aku males baca, tapi lebih ke aku sekarang kok jadi lambat ya, kalau baca. Kecuali buku-buku yang emang super ringan ya. Kalau buku yang rada berat aku bacanya lamaaaa. Nggak tahu sih, susah konsen kedistrek bunyi notifikasi hape mulu (hoiii -_- ). Tapi kata temenku, bacalah buku seolah kau akan hidup selamanya. Alias nggak usah buru-buru. Lagian aku juga nggak mau jadi jenis pembaca spons. Yang nyerap segala sesuatunya dengan begitu cepat, tapi begitu diperes langsung ilang lagi dalam sekejap, Cuma agak sedikit lebih kotor. Mending baca pelan-pelan tapi paham dan bisa mengambil moral op de storihnya. :D

               Trus ada rencana-rencana lain yang rahasia. Ini yang hampir bisa dibilang gagal total. Huhu. Aku udah kerjain sih, dikit, pas awal-awal tahun, but then I stopped. Alasannya yah, ada lah. Another drama. Tapi aku nggak menyalahkan ini pada diri sendiri atau apapun dan siapapun. I’ve been stupid, I know. I’ve been trusted people so easily and listen to them, I know. Aku tahu aku salah dan apa yang kulakukan itu bodoh karena membuatku membuang begitu banyak waktu. Tapi nggak ada yang perlu disesalkan toh penyesalan nggak akan mengubah apapun. Jadiin pelajaran aja biar ke depannya aku nggak mengulang kesalahan yang sama. 

               Oke, tahun ini udah sip! So far, apa yang aku rencanakan di awal tahun aku kerjain semua meski belum maksimal. Lucunya, aku bahkan nggak merasa niat mengerjakan itu semua karena tbh, aku lupa sih pernah bikin resolusi apa aja. Hehe. Tapi yang udah aku lakuin itu bagus. Sekarang sambil mengingat-ingat, aku merasa bangga pada diri sendiri. Mungkin ini yang orang bilang dengan “Ucapan adalah doa.”

               Sooo, tahun ini pun aku mau berdoa lagi. Lumayan lohh, siapa tahu sambil nggak nyadar dan nggak sengaja tahu-tahu aku kerjain semua juga kaan? Hahaha. 

Keep Up the Good Work

 

               Yang pertama dan paling utama adalah … melanjutkan resolusi tahun lalu. Menurutku, arti penting dari bikin resolusi adalah biar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi resolusi itu project jangka panjang. Bukan yang masa kontraknya habis setahun trus habis itu dilupakan ganti sama yang baru. Jadi aku akan melanjutkan semua hal yang aku sebutin tadi, plus beberapa hal baru. Aku pernah baca quote yang bilang kalau mau sukses itu, kita melanjutkan melakukan hal-hal yang kita bisa, meningkatkan hal yang kita sudah kerjakan, sambil mengembangkan diri dengan hal-hal baru. Quotenya nggak kayak gitu ding, persisnya. Yang barusan ini aku bikin-bikin sendiri karena lupa yang aslinya gimana. Wkwkwk. 

Fashion Resolution

               
 Really, Pel? Hahaha. 

               Yes, this is for real. Selama seharian tadi nggak ada hal lain yang aku pikirkan selain perubahan terutama dalam hal penampilan. Aku teringat masa-masa jaya dulu ketika aku bisa dress up, tampil menawan sehingga merasa sangat sangat sangat pede kalau sedang berada di tempat umum dan secara acak orang nggak dikenal akan tahu-tahu komen “Mbak, bajunya lucu banget.” “Penampilannya seru deh.” “Sepatunya lucu, beli di mana?” “Kereen.” “Mbak model ya?” dan lain sebagainya. 

               Apa ini untuk menyenangkan orang lain? Tentu saja tidak. Ini untuk diriku sendiri. I like to dress up. Kalau pakai baju bagus aku bahagiaaaaa banget. Maksudnya, aku cinta diriku sendiri apa adanya, tapi kalau dandanannya lucu itu berasa karakterku keluar banget and that makes me love myself even more. 

               Ya terus terang aja dua tahun ini pakaianku cuma terdiri dari dua item: kaos sama jeans. Jangan salah, aku juga suka kaos sama jeans. Tapi nggak tiap hari selama dua tahun berturut-turut juga keleees. Kadang aku pengen tampil lucu yang bikin orang-orang memperhatikan (yeah, I am such an attention whore). Hahaha. Dan selama dua tahun ini aku nahan-nahan karena nggak punya duit. Hahaha. Nggak ding, sebenernya mau tampil lucu nggak harus mahal kok. Cuma mantan eike yang kemarin itu tiap kali aku mau dandan agak aneh itu selalu bilang jangan, nggak usah aneh-aneh, dan lain sebagainya. I thought he was giving me a good advice, turns out, he just want to dime my fucking shine. 

               Oh yeaaaah, tentu saja aku goblok karena nurut-nurut aja. Aku sendiri sekarang ini juga heran kok aku bisa-bisanya nurut nahan melakukan hal-hal yang aku suka. Hahaha. Tapi yahhh, sekali lagi kebodohan di masa lalu tidak untuk disesali. 

               Jadi tahun depan aku mau pakai apapun yang aku mau, apapun yang bikin aku jauh lebih pede dan bahagia. Oke sip!

               Tapi kan, kamu nggak pernah main ke mana-mana, Pel. Dandan kece juga siapa yang mau lihat? Inilah ledis en jentelmen, kenapa aku punya satu resolusi di bawah ini.

Bersosialisasi

 

               Ini bakal jadi tantangan berat bin maha susah buatku karena aku benci manusia. Hahahaha. Apalagi setelah kejadian menyedihkan dulu, aku kehilangan banyak teman, aku melihat bagaimana sifat asli mereka muncul setelah topeng kepura-puraan mereka runtuh, dan sebagainya. Aku jadi punya trust issue sama manusia. Aku nggak percaya siapapun. 

               Lagian, menemukan temen yang bener-bener asik itu susahnya kayak petualangan nyari bulu domba emas buat menghidupkan pohon yang udah mati. Langka banget. Orang yang kelihatannya oke, super duper bijak dan matang bisa jadi ternyata terlalu ‘bijak’ dan menyebalkan dengan mengatur cara hidup kita sesuai sama standarnya. Orang yang kelihatannya ramah dan peduli bisa jadi ternyata cuma kepo. Duh, banyak lah kecurigaanku sama manusia. Wkwkwk. 

               Tapi trus aku mikir, ya nggak harus percaya. Berteman cuma buat fun-fun aja kan nggak apa-apa. Nggak usah curhatin masalah pribadi, dll. Pokoknya berteman aja. Aku merasa punya teman ini penting karena aku udah sendirian terlalu lama. Aku udah menghindari orang-orang terlalu lama dan ini nggak bagus buat kesehatan jiwa. 

               Jadi meskipun ini bakalan berat banget, tapi aku akan berusaha buat ketemu lebih banyak orang, kenal lebih banyak orang, ngobrol dengan lebih banyak orang di dunia nyata. Dengan memunculkan niat ini juga aku sadar sepenuhnya kalau aku bakalan ketemu sama banyak orang yang obrolannya membosankan buatku sekaligus menganggap obrolanku membosankan juga dan mungkin selera humornya beda sehingga menganggap satu sama lain itu garing, dll. Tapi ya enggak apa-apa sih, sesekali hang out ngobrol omong kosong. Ini toh cuma soal berinteraksi dengan lebih banyak orang kok, bukan nyari calon suami. :D

Memaksimalkan Potensi Social Media

 

               Buat apapun. Entah dapet duit dari jualan, meningkatkan visitor blog, atau apapun lah. Yang penting lebih dari sekadar haha hihi ketawa tiwi. Yahh, tentu saja aku masih akan ketawa tiwi, tapi nggak cuma gitu tok. Tahun ini udah aku cobain sih. Aku jualan kaos di akun personal dan laku. Hahaha. Buat temen-temenku di sosmed yang baca ini juga jangan keburu unfriend dan unfollow ya. Aku nggak akan berubah jadi yang 100% jualan kok. Aku nggak sekejam itu. Prinsipku dalam bersosmed masih tetep: 10% jualan, 90%nya caper. -_- Lagi pula, aku sayang kalian, sungguh. Aku memandang kalian sebagai teman dan sahabat, bukannya pasar. Bitiwi, khusus buat jualan juga aku udah bikin fanspage. Jadi tolong dilike. :p

Run a Fashion Line

 

               Aku udah memimpikan ini hampir seumur hidupku. Aku mau jualan baju, yang nggak hanya kaos, kaos, dan kaos lagi. Aku bahkan mikir mau tinggal di daerah pantai dan bikin beach wear. So much fun. Soal jualan ini, dulu udah hampir terwujud, tapi yasudah lah ya, kegagalan di masa lalu nggak usah dibahas lagi. Kan kita hidup di masa kini. 

               Kali ini aku akan menerapkan pendekatan yang berbeda. Dream big, start small. Instead of nungguin duit jatuh dari plafon buat modal, aku akan mulai aja langsung. Misalnya dari bikin desain dulu, bikin sampel, dan lain sebagainya. Tapi aku punya impian besar di sini karena setelah aku pikir-pikir lagi, dari dulu paassionku emang di sini. I know I’m good at this. Mungkin ini ada hubungannya sama bakat turunan karena dari mbah buyutku dulu juga business woman yang jualan kain batik keliling dan sangat sukses pada masanya. Mbah putriku (anaknya mbah buyut) juga sama, business woman yang traveling mulu ke berbagai kota naik gerobak sapi sebagai saudagar buah yang jualannya sampai mana-mana. Juga sangat sukses pada masanya. Padahal mereka itu angkatan sezaman oldnya zaman old. Zaman ketika wanita berkarir apalagi punya bisnis sendiri itu belum dianggap umum. Mereka nggak sekolah, bahkan nggak bisa baca. But they make it to leave a legacy. That was super cool. Aku yang di masa serba gampang kayak sekarang sungguh kebangetan kalau nggak bisa mengikuti jejak mereka. “Build an empire, leave a legacy,” kata Sophia Amoruso. And I’m about to set the first stone of my own kingdom. 

 Ini sengaja aku tulis jelas karena sekali lagi, ucapan adalah doa. Amin. 

Bikin Web Series

 

               Oke, ini perpanjangan rencana dari ngeblog secara serius, sebenernya. Aku mulai mikir kenapa aku kok suka nggak disiplin ngeblog? Karena aku nggak merasa punya kewajiban untuk itu. Dengan bikin seri, misal tiap hari apa aku mau ngepost soal apa, akan memudahkanku untuk lebih istiqomah ngepost. Hahaha. Sama memudahkanku kalau misal bingung “Dyuh, mau ngebahas apa ya?” Heuheu. 

               Sebenernya hal lain yang bikin mengganjal dan masih aku pikirin sampai sekarang juga karena blogku yang kepisah-pisah. Aku mikir mau tak jadiin satu aja baru dipisah kategorinya. Tapi aku masih nggak yakin karena dengan cara dipisah-pisah kayak kemarin sebenernya bagus karena nichenya jadi jelas. Target pembacanya juga jadi jelas. Cuma kadang ya bingung juga, misal aku nulis sesuatu trus, duh ini lebih cocok dipublish ke blog yang mana ya? dan sebagainya. Nah, ini aku masih pusing tujuh keliling antar disatuin atau dibiarkan terpisah tapi harus bener-bener dirawat semua? Nggak perlu dicemasin sih, ntar aku pertimbangkan dulu plus minusnya. 

Nerbitin Buku

 

               Yess! Kalau tahun lalu resolusinya untuk nulis lagi, tahun ini adalah untuk menerbitkannya. Aku masih harus banyak belajar banget nih, jelas. Tapi akan ada banyak teman yang membantuku belajar dan tumbuh. 

               Ebuseet, postingan nggak sengaja ini udah dua ribu kata aja. Udah kutulis semua sih yang aku mau buat tahun depan. Impianku terlalu muluk, utopis, dan nggak rasional? Ah, enggak. Sederhana banget kok dan aku tahu langkah-langkah apa aja yang harus kuambil buat mewujudkannya (ih, gilak, sejak tertampar dan dibuka matanya beberapa waktu lalu aku balik jadi keren lagi, sumpah).

               Kalau ada yang mau mencemooh, silakan aja, tapi tahun ini aku udah mempelajari satu hal penting: untuk mendengarkan orang, tapi tidak menelan semuanya. I made a mistake and that was enough. Aku akan mendengarkan saran dan masukan apapun karena itu penting, tapi nggak akan ngikutin semua kata orang kalau itu bertentangan dengan kata hati kecilku. Karena yah, berdasarkan pengalaman sih beberapa orang ngasih saran itu bukan buat membantu, tapi menghalangi kita untuk ambil risiko dan maju. So listen, but don’t trust so easily. 

               Selain itu yang di luar hal-hal nyata, aku juga pengen memperbaiki kepribadianku. Untuk lebih peduli, nggak terlalu sinis pada semua hal, dan sekali lagi, percaya pada mimpi-mimpi. Amin.


               I love you. Have a very happy happy new year, everyone! Mmuachh. :*

You May Also Like

0 komentar