Kesumat Sang Raja Jerawat
Akhirnyaa, aku punya
kesempatan untuk sok sharing tentang pengalaman aku melawan jerawat. Kenapa
baru bisa sekarang? Karena yahh, baru kali ini jerawatku mendingan. Iya,
setelah jerawat-jerawat tidak berbudi itu menodai wajahku yang manis ini selama
bertahun-tahun.
Bayangin aja! Kalian kalau muncul jerawat satu dua di muka aja besoknya ke mana-mana udah harus nyamar dulu jadi Ksatria Baja Hitam karena nggak pede, bayangkan diriku yang mukanya dihinggapi tidak cuma satu atau dua tapi puluhan (bahkan ratusan kayaknya) jerawat di muka.
Untungnya sih aku anaknya emang dasarnya kepedean gitu. Jadi belaga cuek meskipun di waktu-waktu tertentu, di kala tak ada seorangpun yang melihat, aku diem-diem nangis di pojokan kamar mandi sambil gigitin keset. Aku ternoda mama, aku ternodaaaaa.
Bayangin aja! Kalian kalau muncul jerawat satu dua di muka aja besoknya ke mana-mana udah harus nyamar dulu jadi Ksatria Baja Hitam karena nggak pede, bayangkan diriku yang mukanya dihinggapi tidak cuma satu atau dua tapi puluhan (bahkan ratusan kayaknya) jerawat di muka.
Untungnya sih aku anaknya emang dasarnya kepedean gitu. Jadi belaga cuek meskipun di waktu-waktu tertentu, di kala tak ada seorangpun yang melihat, aku diem-diem nangis di pojokan kamar mandi sambil gigitin keset. Aku ternoda mama, aku ternodaaaaa.
Umumnya, jerawat akan
menyerang seseorang di masa pubertas. Hampir semua temenku mengalami pada waktu
di bangku SMP atau SMA. Tapi aku enggak. Dulu, ketika temen-temenku curhat
bareng-bareng menangisi kondisi kulit mukanya, aku yang berperan sok prihatin
dengan keadaan mereka. Mungkin karena waktu itu aku pubernya telat kali ya? Aku
dapet menstruasi pertama itu pas kelas dua SMA. Dan kulitku, meskipun item ampun-ampunan karena keseringan main layangan (meskipun naikin layangannya
nggak pernah bisa jadi cuma sibuk lari-lari di lapangan), nggak pernah
jerawatan setitikpun.
Problem kulitku waktu itu paling ya cuma item, dekil, kering, dan kusam (dan aku bilang cuma?) tapi aku cuek-cuek saja. Pakai skin care? Hah, apa itu skin care? Cuci muka? Kalau inget. Pokoknya dulu aku buta masalah begitu-begitu.
Meskipun temenku banyak yang sudah pakai produk-produk kecantikan, aku nggak mau tau dan nggak kepengen tau (saat itu naluri keperempananku memang masih diragukan).
Problem kulitku waktu itu paling ya cuma item, dekil, kering, dan kusam (dan aku bilang cuma?) tapi aku cuek-cuek saja. Pakai skin care? Hah, apa itu skin care? Cuci muka? Kalau inget. Pokoknya dulu aku buta masalah begitu-begitu.
Meskipun temenku banyak yang sudah pakai produk-produk kecantikan, aku nggak mau tau dan nggak kepengen tau (saat itu naluri keperempananku memang masih diragukan).
Nah jerawat itu
munculnya kapan? Muncul pertama kali pada tahun 2009 yang bersejarah. Waktu itu
aku kuliah semester tiga (ya udaaaah, ga usah pakai nanyain aku sekarang kuliah
semester berapa!). Tepatnya saat menjadi panitia makrab jurusan. Yang nggak
tau makrab itu apa, makrab itu kepanjangan dari malam keakraban. Yahh, semacam
ospek-ospekan gitu buat mahasiswa dulu (iya, dulu aku termasuk di dalam barisan
kakak-kakak senior yang belagu itu, iya). Makrab jurusanku tahun itu diadakan
di Boyolali selama tiga hari dua malam. Oya, aku kuliahnya di Semarang.
Singkat cerita, acara makrab berakhir dengan damai dan kami semua kembali ke Semarang.
Singkat cerita, acara makrab berakhir dengan damai dan kami semua kembali ke Semarang.
Keesokan harinya,
mukaku jadi aneh. Muncul bintik-bintik kecil banyak banget. Dan ternyata bukan
cuma aku saja. Beberapa teman panitia mengalami hal serupa. Kami menarik
kesimpulan secara sembarangan bahwa itu terjadi karena perbedaan cuaca yang
ekstrim. Boyolali dingin kaya di kutub, Semarang panasnya kaya berada tepat di
antara bumi dan matahari. Jadi wajar kalau berefek ke kulit.
Pas temen-temenku ngobrolin itu aku manggut-manggut aja. Nha, karena temen-temenku punya cukup akal sehat, mereka pergi ke doktter kulit. Aku? Enggak. Aku tenang-tenang aja dan berpikir bahwa setelah kulitku mampu menerima cuaca Semarang lagi dengan segala kondisinya, dia akan balik normal lagi. Nah, ketika kulit temen-temenku udah sembuh dan mulus kaya baby lagi itulah, di mukaku justru muncul jerawat. O EM GE! *jeng jeng jeng jeng
Pas temen-temenku ngobrolin itu aku manggut-manggut aja. Nha, karena temen-temenku punya cukup akal sehat, mereka pergi ke doktter kulit. Aku? Enggak. Aku tenang-tenang aja dan berpikir bahwa setelah kulitku mampu menerima cuaca Semarang lagi dengan segala kondisinya, dia akan balik normal lagi. Nah, ketika kulit temen-temenku udah sembuh dan mulus kaya baby lagi itulah, di mukaku justru muncul jerawat. O EM GE! *jeng jeng jeng jeng
Image source: Pinterest |
Trus aku panik nggak?
Ya enggak lah. Aku masih tenang-tenang aja. Malah kalau aku nggak salah inget,
perasaanku saat itu justru exited. “Ih, aku jerawatan. Hihihi,” gitu. Secara
itu pertama kalinya aku kena yang namanya jerawat. Jerawatnya nggak banyak cuma
tiga atau empat gitu.
Bintik-bintik kecil oleh-oleh dari Boyolali juga ada. Tapi rupanya ketenanganku hanya berlaku sementara. Lama-lama aku risih juga. Untuk itu, aku mencari produk pencuci muka (sebelum itu cuci muka nggak pernah sabunan kayaknya).
Entah dengan pertimbangan dan alasan apa aku kok milih Biore Brightening Face Scrub (nggak bisa munculin gambarnya soalnya sekarang pasti udah ganti kemasan dan aku bahkan udah nggak inget-inget banget kemasannya seperti apa). Kayaknya sih namanya bener itu. Bentuknya tube warna putih combine abu-abu. Setelah dewasa, pengeeeen rasanya aku kembali ke masa itu dan teriakin diriku sendiri “Tolol!”
Secara problem mukaku jerawatan. Nha, aku malah pakai produk brightening, mengandung scrub pula. Scrubnya gede-gede dan itu aku pakai tiap hari. Iya, di kulit yang jerawatan itu. Jelas aja jerawatnya ngamuk-ngamuk, meradang, menerjang. Jerawatku yang tadinya cuma tiga atau empat itu, membelah diri jadi banyak banget. Aku nggak tahu berapa karena nggak ngitung. Katanya kalau jerawatan nggak boleh diitungin biar nggak nambah banyak. Aku nggak ngitung tapi jerawatnya tetep nambah banyak aja. Akhirnya, dengan dendam berkecamuk di dada, itu facial scrub aku buang. Padahal dianya sih nggak salah kan ya?
Bintik-bintik kecil oleh-oleh dari Boyolali juga ada. Tapi rupanya ketenanganku hanya berlaku sementara. Lama-lama aku risih juga. Untuk itu, aku mencari produk pencuci muka (sebelum itu cuci muka nggak pernah sabunan kayaknya).
Entah dengan pertimbangan dan alasan apa aku kok milih Biore Brightening Face Scrub (nggak bisa munculin gambarnya soalnya sekarang pasti udah ganti kemasan dan aku bahkan udah nggak inget-inget banget kemasannya seperti apa). Kayaknya sih namanya bener itu. Bentuknya tube warna putih combine abu-abu. Setelah dewasa, pengeeeen rasanya aku kembali ke masa itu dan teriakin diriku sendiri “Tolol!”
Secara problem mukaku jerawatan. Nha, aku malah pakai produk brightening, mengandung scrub pula. Scrubnya gede-gede dan itu aku pakai tiap hari. Iya, di kulit yang jerawatan itu. Jelas aja jerawatnya ngamuk-ngamuk, meradang, menerjang. Jerawatku yang tadinya cuma tiga atau empat itu, membelah diri jadi banyak banget. Aku nggak tahu berapa karena nggak ngitung. Katanya kalau jerawatan nggak boleh diitungin biar nggak nambah banyak. Aku nggak ngitung tapi jerawatnya tetep nambah banyak aja. Akhirnya, dengan dendam berkecamuk di dada, itu facial scrub aku buang. Padahal dianya sih nggak salah kan ya?
Habis itu aku nyobain
nyembuhin jerawatku pakai ilmu yang kudapatkan dari semedi. Aku
templok-templokin bawang putih. Jadinya ya kamarku bukannya bau wangi, tapi
malah bau masakan gitu. Sebenernya, bawang putih memang bisa buat ngeringin
jerawat. Kalau saja aku tahu aturan pakainya Cuma sekitar 10-15 menit. Nha ini
aku bawa tidur. Keesokan harinya, jerawat-jerawatku berubah wujud jadi tompel,
sodara-sodara. Gosong-gosong.
Jerawatnya beneran kering? Enggak! Dia Cuma kaya mateng enggan pecahpun tak mau. Jadi item-item. Belum lagi di sebelah-sebelahnya muncul jerawat baru. Aku langsung nangis di depan cermin sambil jambakin rambut.
Jerawatnya beneran kering? Enggak! Dia Cuma kaya mateng enggan pecahpun tak mau. Jadi item-item. Belum lagi di sebelah-sebelahnya muncul jerawat baru. Aku langsung nangis di depan cermin sambil jambakin rambut.
Setelah itu, aku pakai
produk-produk herbal. Konon kabarnya, pasta gigi herbal bisa bantu menyembuhkan
jerawat karena itu pasta gigi mengandung tea tree. Aku coba beberapa lama,
nggak ngaruh. Akhirnya aku kembalikan pasta gigi itu ke kodrat aslinya yaitu
buat sikat gigi.
Aku coba masker spirulina yang sekarang juga masih banyak digembar-gemborkan beberapa ol shop herbal, nggak ngaruh juga.
Aku coba pakai minyak zaitun, sukses! Tompel-tompel di mukaku ilang. Tapi jerawatnya tetep, beranak pinak dengan suburnya.
Aku coba masker spirulina yang sekarang juga masih banyak digembar-gemborkan beberapa ol shop herbal, nggak ngaruh juga.
Aku coba pakai minyak zaitun, sukses! Tompel-tompel di mukaku ilang. Tapi jerawatnya tetep, beranak pinak dengan suburnya.
Tahun berganti, akupun
naik tingkat dan pindah kos lagi. Kebetulan memang air di kos aku yang kemarin
itu kotor banget. Di baknya sampai membekas kuning-kuning gitu sampai kami,
anak-anak kos yang imut ini harus menguras bak mandi setiap hari. Tahu kan sekarang
kenapa kami layak dijadikan calon istri? Kami rajin dan strong.
Nha, di kosku yang baru, airnya lebih bersih. Saking bersihnya sampai nguras bak mandi tu setahun paling-paling dua kali gitu. Waktu inilah aku pakai Clean n clear facial wash yang warna coklat bening itu. Kadang selang seling sama Pigeon Facial Wash. Aku suka keduanya. Mereka punya tekstur yang ringan, enak di kulit, dan aromanya lembut.
Clean n Clear nggak bikin kulitku jadi gimana-gimana. Masih tetep aja gitu jerawatan, tapi aku pakai face wash ini paling lama. Sampai tahun depannya dan aku pindah kos lagi. Jerawat pergi pulang tapi seenggaknya mukaku udah nggak tompelan. Selain itu, aku juga masih memendam harapan kalau jerawat akan pergi pada waktunya.
Nha, di kosku yang baru, airnya lebih bersih. Saking bersihnya sampai nguras bak mandi tu setahun paling-paling dua kali gitu. Waktu inilah aku pakai Clean n clear facial wash yang warna coklat bening itu. Kadang selang seling sama Pigeon Facial Wash. Aku suka keduanya. Mereka punya tekstur yang ringan, enak di kulit, dan aromanya lembut.
Clean n Clear nggak bikin kulitku jadi gimana-gimana. Masih tetep aja gitu jerawatan, tapi aku pakai face wash ini paling lama. Sampai tahun depannya dan aku pindah kos lagi. Jerawat pergi pulang tapi seenggaknya mukaku udah nggak tompelan. Selain itu, aku juga masih memendam harapan kalau jerawat akan pergi pada waktunya.
Pas udah pindah kos
lagi itu kira-kira satu semester, aku inget sahabatku sendiri jaman remajanya
pernah jerawatan tapi sekranag udah mulus. Pas main ke kosnya, di sela-sela
camilan punya orang dan belajar padahal ngegosip inilah aku mulai
tanya-tanya dia bisa bebas dari jerawat gitu pakai apaan. Dia nunjukin face
washnya. Acnes creamy facial wash sama dia cerita kalau dulu pakai Veryl acne
gel.
Di kosnya dia itu, aku nyobain si Acnes. Eh, enak banget di muka. Hemm, pulangnya aku langsung beli. Selama beberapa hari kemudian aku secara gegabah rutin cuci muka pakai si Acnes dan percaya banget kali ini bakal sukses. Tapi ternyata, apa kalian tahu? Ah, kalian tidak akan menduga ini sama sekali. di hari keempat atau kelima, jerawatku gosong-gosong semua. Iya gaes, aku tompelan lagi. Dan ini ngeri banget karena pas itu jerawatku lagi buanyaaaaaaaak banget dan semuanya gosong! Padahal keesokan harinya aku berangkat KKN. Bagaimana aku menjelaskan ke orang-orang desa nanti, ya Allah??? Akhirnya si Acnes yang masih banyak banget itu, aku campakkan ke tempat sampah.
Di kosnya dia itu, aku nyobain si Acnes. Eh, enak banget di muka. Hemm, pulangnya aku langsung beli. Selama beberapa hari kemudian aku secara gegabah rutin cuci muka pakai si Acnes dan percaya banget kali ini bakal sukses. Tapi ternyata, apa kalian tahu? Ah, kalian tidak akan menduga ini sama sekali. di hari keempat atau kelima, jerawatku gosong-gosong semua. Iya gaes, aku tompelan lagi. Dan ini ngeri banget karena pas itu jerawatku lagi buanyaaaaaaaak banget dan semuanya gosong! Padahal keesokan harinya aku berangkat KKN. Bagaimana aku menjelaskan ke orang-orang desa nanti, ya Allah??? Akhirnya si Acnes yang masih banyak banget itu, aku campakkan ke tempat sampah.
Selama KKN, aku nggak
pakai apa-apa. Cuma cuci muka pakai sabun bayi. Biarlah orang desa mau berkata
apa. Seiring berlalunya masa KKN, tompel-tompel di wajahkupun memudar.
Jerawatnya? Kalian tahu sendiri lah. Mereka bagaikan pacar nggak tau diri yang
udah diputusin masih nggak mau pergi.
Balik dari KKN aku coba bakai sabun serai. Karena berdasarkan gossip yang beredar, sabun serai kan bisa mengatasi berbagai masalah kulit termasuk jerawat. Setelah memakai beberapa kali, kulitku kering parah dan panas banget. Pecah-pecah gitu. Akhirnya itu sabun sere aku pakai buat sabunan badan. Enak lohh, anget-anget.
Balik dari KKN aku coba bakai sabun serai. Karena berdasarkan gossip yang beredar, sabun serai kan bisa mengatasi berbagai masalah kulit termasuk jerawat. Setelah memakai beberapa kali, kulitku kering parah dan panas banget. Pecah-pecah gitu. Akhirnya itu sabun sere aku pakai buat sabunan badan. Enak lohh, anget-anget.
Setelah itu, aku
ketemu sama Oriflame. Yeah, Oriflame. Waktu itu aku join Oriflame pas lagi ada
diskon. Jadi Cuma 10 ribu gitu daftarnya. Pertama join ya niatnya emang fokus
mau bisnisnya aja. Secara waktu itu aku lagi nggak punya kerjaan blas. Tapi
seiring dengan berjalannya waktu, aku pakai juga produknya. Produk Oriflame
yang pertama kali aku pakai tu rangkaian Pure Skin.
Ini rangkaian anti jerawat buat remaja dari Oriflame. Aku pakai komplit. Face wash, toner, sama acne gelnya. Pernah pakai face creamnya juga. Tapi Cuma sekali karena face creamnya nggak selalu ada. Aku pakai rangkaian Pure Skin kurang lebih selama enam bulan. Hasilnya so so aja sih. Enak di muka, nggak nyebabin efek negatif, tapi nggak efektif juga ngebasmi jerawat. Karena emang buat remaja, si Pure Skin ini ringan, kaya Clean n Clear kalau menurutku.
Ini rangkaian anti jerawat buat remaja dari Oriflame. Aku pakai komplit. Face wash, toner, sama acne gelnya. Pernah pakai face creamnya juga. Tapi Cuma sekali karena face creamnya nggak selalu ada. Aku pakai rangkaian Pure Skin kurang lebih selama enam bulan. Hasilnya so so aja sih. Enak di muka, nggak nyebabin efek negatif, tapi nggak efektif juga ngebasmi jerawat. Karena emang buat remaja, si Pure Skin ini ringan, kaya Clean n Clear kalau menurutku.
Setelah habis semua,
aku ganti pakai rangkaian Pure Nature yang Tea Tree.
Aku pakai face wash (yang batangan maupun yang gel udah pernah semua), tea tree oil, sama blemish carenya. Face creamnya malah belum nyoba karena waktu itu aku malah pakai face cream yang essentials. Ini juga so so. Oilnya bisa banget buat ngeringin jerawat. Jadi diaplikasikan ke jerawat, besoknya langsung kering. Cuma masalahnya ya itu, muncul jerawat baru lagi di sebelahnya. Gitu-gitu terus sampai produknya habis.
Oya, satu produk favorit aku dari rangkaian tea tree ini tu corrective sticknya. The true life saver. Oke banget dipakai sebelum make up. Bisa keliatan kaya nggak jerawatan blas gitu. Udah gitu sembari nutup, dia juga menyembuhkan. Sip banget deh pokoknya.
Aku pakai face wash (yang batangan maupun yang gel udah pernah semua), tea tree oil, sama blemish carenya. Face creamnya malah belum nyoba karena waktu itu aku malah pakai face cream yang essentials. Ini juga so so. Oilnya bisa banget buat ngeringin jerawat. Jadi diaplikasikan ke jerawat, besoknya langsung kering. Cuma masalahnya ya itu, muncul jerawat baru lagi di sebelahnya. Gitu-gitu terus sampai produknya habis.
Oya, satu produk favorit aku dari rangkaian tea tree ini tu corrective sticknya. The true life saver. Oke banget dipakai sebelum make up. Bisa keliatan kaya nggak jerawatan blas gitu. Udah gitu sembari nutup, dia juga menyembuhkan. Sip banget deh pokoknya.
Habis itu masih dari
Oriflame, aku pakai rangkaian essentials.
Nggak lengkap. Face washnya aku tetep pakai tea tree. Aku pakai milk cleanser sama face cream. Bagus buat melembabkan kulitku yang kering tapi nggak ada pengaruh-pengaruhnya ke jerawat.
Nggak lengkap. Face washnya aku tetep pakai tea tree. Aku pakai milk cleanser sama face cream. Bagus buat melembabkan kulitku yang kering tapi nggak ada pengaruh-pengaruhnya ke jerawat.
O ya, aku juga pakai
scrub dan masker dari Swedish Spa buat perawatan mingguan.
Ini face scrub sama masker terenak yang pernah aku pakai. Tiap habis maskeran, kulit langsung berasa bersiih banget. Tapi juga nggak ada ngaruh-ngaruhnya ke jerawat.
Ini face scrub sama masker terenak yang pernah aku pakai. Tiap habis maskeran, kulit langsung berasa bersiih banget. Tapi juga nggak ada ngaruh-ngaruhnya ke jerawat.
Akhirnya setelah
kurang lebih dua tahun berjuang bersama Oriflame dan nggak ada hasil yang
signifikan, aku memutuskan kembali ke clean n clear.
Kali itu aku pakai clean n clear face wash yang acne marks cleanser soalnya berkat jerawat yang easy come easy go, aku jadi punya bekas jerawat banyaaaak banget. Trus pakai face lotionnya apa ya namanya lupa. Enak sih, tapi sama aja, nggak ada ngaruh-ngaruhnya. Di titik ini aku udah hampir putus asa.
Kali itu aku pakai clean n clear face wash yang acne marks cleanser soalnya berkat jerawat yang easy come easy go, aku jadi punya bekas jerawat banyaaaak banget. Trus pakai face lotionnya apa ya namanya lupa. Enak sih, tapi sama aja, nggak ada ngaruh-ngaruhnya. Di titik ini aku udah hampir putus asa.
Tahun berikutnya
(antara 2014-2015) aku sempet gonta ganti skin care. Pernah pakai Garnier. Oke,
bikin kulit nggak mengkilap, tapi sama aja, ke jerawat nggak ngaruh. Trus pakai
Fair n Lovely, malah kulitku jadi jerawatan parah (lagi) setelah tadinya mendingan.
Trus aku juga sempet pakai Bio Spray karena temen ada yang jualan. Menurutku
nggak ada pengaruh apa-apanya. Cuma kaya air biasa aja. Di kulit juga nggak
ngaruh blas.
Aku juga sempet pakai
sabun Dove Beauty white bar buat cuci muka karena waktu itu mukaku kering
banget.
Ini sabun, asli bagus banget. Enaaak banget di kulit. Nanti aku bakal bikin postingan review produk ini sendiri. Tapi aku nggak lanjutin karena sabun Dove nggak bisa ngilangin jerawat.
Ini sabun, asli bagus banget. Enaaak banget di kulit. Nanti aku bakal bikin postingan review produk ini sendiri. Tapi aku nggak lanjutin karena sabun Dove nggak bisa ngilangin jerawat.
Bentar, jadi ini
postingan nggak bakal ada akhirnya gitu, karena dari tadi kok kayaknya nggak
ada yag sukses satupun? Hahah
Tenaaang, kita sudah
sampai di penghujung cerita sodara-sodara!
Jadi ceritanya waktu
itu aku kena alergi. Jadi seluruh badan gatel-gatel gitu. Niatnya mau beli sabun
asepso. Tapi nggak ada malah nemu sabun hijau Holly.
Nah, aku pakai aja dah tuh. Lha kok, baru dua hari gatel-gatelku kering, sembuh semua. Padahal tadinya udah korengan kaya gitu. Udah pakai Caladin sama salep gatel-gatel termasuk Fungiderm udah nggak mempan. Akhirnya aku penasaran sama itu sabun holly. Google deh. Eeh, ketemu banyak reviewan beauty blogger kalau sabun itu tuh bisa ngilangin jerawat. OMG! Kenapa nggak aku pakai di muka? Malah sabunnya udah abis karena aku pakai di badan. Sabun holly tu sifatnya lembek banget dan mudah larut dalam air. Jadi cepet banget habisnya.
Image source: Pictagram |
Nah, aku pakai aja dah tuh. Lha kok, baru dua hari gatel-gatelku kering, sembuh semua. Padahal tadinya udah korengan kaya gitu. Udah pakai Caladin sama salep gatel-gatel termasuk Fungiderm udah nggak mempan. Akhirnya aku penasaran sama itu sabun holly. Google deh. Eeh, ketemu banyak reviewan beauty blogger kalau sabun itu tuh bisa ngilangin jerawat. OMG! Kenapa nggak aku pakai di muka? Malah sabunnya udah abis karena aku pakai di badan. Sabun holly tu sifatnya lembek banget dan mudah larut dalam air. Jadi cepet banget habisnya.
Akhirnya aku beli lagi
sabun holly buat cuci muka. Kali ini aku pakai strategi colek colek biar nggak
cepet habis. Jadi sabunnya aku taruh di wadah bekas face scrub, trus kalau mau
pakai aku cukup nyolek seujung kuku aja. Busanya udah banyak banget. Pertama
kali pakai tuh kulit mukaku muka jadi keset. Sama kaya pas di pakai di badan.
Tapi beberapa hari pakai kulit mukaku jadi super duper kering. Kabar
gembiranya, jerawat ikutan kering. Kabar buruknya, kulit mukaku kering banget
sampai ngelupas-ngelupas. Aku semprot-semprotin pakai air super O2 kalau udah
mulai kering dan panas. Sekarang kulitku udah terbiasa sama sabun holly. Nggak
lebay kekeringan lagi.
Selain sabun holly,
aku juga beli obat di apotek. Namanya Medi Klin.
Aku bakal posting tersendiri tentang si Medi Klin ini. Ini obat beneran manjur. Ditotol ke jerawat besoknya langsung kering dan mengelupas seisi-isinya. Cuma sayang di mukaku, jerawat yang ngelupas dengan sendirinya itu ningalin ice pick. Bekas jerawat kecil-kecil gitu.
Aku bakal posting tersendiri tentang si Medi Klin ini. Ini obat beneran manjur. Ditotol ke jerawat besoknya langsung kering dan mengelupas seisi-isinya. Cuma sayang di mukaku, jerawat yang ngelupas dengan sendirinya itu ningalin ice pick. Bekas jerawat kecil-kecil gitu.
Kalau dulu pakai
produk macem-macem sukses ilangin jerawat tapi pasti tumbuh jerawat baru si
sebelahnya, sekarang aku udah enggak. Jerawat munculnya kalau pas lagi
mendekati mau menstruasi aja. Mungkin karena aku masih pakai sabun holly kali
ya. Soalnya si Medi Klin juga udah nggak pernah aku pakai sekarang. Secara
jerawatnya udah nggak ada.
Nah, sekarang PR
terbesarku ngilangin si bekas jerawat ini. Sabun muka aku masih pakai sabun
Holly. Untuk pelembab, siang aku pakai krim home snow yang bakal aku review
sendiri. Malam aku pakaiin melanox di bekas-bekas jerawatnya. So far so good
sih, bekas jerawatnya keliatan memudar. Selain itu aku sering pakai masker
bedak dingin juga. Terutama kalau habis panas-panasan.
Demikianlah,
perjuangan berat melawan jerawat yang membutuhkan waktu kurang lebih enam tahun!
Iyes, kalian nggak salah baca. Enam tahun! Ya kali kalau anak masuk SD tuuh
sekarang udah lulus trus mulai jadi ABG alay.
Mudah-mudahan dengan diterbitkannya postingan ini, siapapun orangnya yang bermasalah sama jerawat juga bisa segera menemukan pencerahan, jalan yang benar untuk membasmi jerawatnya. Jangan sampai deh, segitunya enam tahun kaya aku dan menyadari bahwa perang melawan jerawat itu yahh, meskipun berat dan menguras pikiran, tenaga, uang juga kehormatan, seenggaknya nggak segawat perang melawan penjajah lah ya.
Mudah-mudahan dengan diterbitkannya postingan ini, siapapun orangnya yang bermasalah sama jerawat juga bisa segera menemukan pencerahan, jalan yang benar untuk membasmi jerawatnya. Jangan sampai deh, segitunya enam tahun kaya aku dan menyadari bahwa perang melawan jerawat itu yahh, meskipun berat dan menguras pikiran, tenaga, uang juga kehormatan, seenggaknya nggak segawat perang melawan penjajah lah ya.
Catetan: ini aku cuma
share pengalaman loh ya, bukan tutorial! Produk yang cocok di aku belum tentu cocok
di kalian dan siapa tahu produk yang di kulitku ngajak musuhan ternyata malah
berjodoh sama kalian.
Akhir kata, selamat
berjuang!
6 komentar
Asalamualaikum. Mau tanya nih di awal pemakaian sabun Holly ko wajah terasa perih sama merah merah gitu dibagian wajah yg bruntusan? Efek sampingnya emang kaya gitu yah? Apa emang gak cocok di aku? Baiknya dilanjutin apa stop pemakaian? Mohon saran nya . Terimakasih :)
BalasHapusAsalamualaikum. Mau tanya nih di awal pemakaian sabun Holly ko wajah terasa perih sama merah merah gitu dibagian wajah yg bruntusan? Efek sampingnya emang kaya gitu yah? Apa emang gak cocok di aku? Baiknya dilanjutin apa stop pemakaian? Mohon saran nya . Terimakasih :)
BalasHapusMaaf baru bales. Kalau di aku dulu terasa kencang dan ketarik aja sih, sama jadi kering, tapi nggak sampai perih gitu. Kalau perih sama merah mungkin nggak cocok ya? Sebaiknya distop saja.
HapusMau tanya kak, bedak dingin yg dipake itu merk apa ya?
BalasHapusMaaf baru bales. Aku pakai merek Ny. Klaten, Kak.
Hapuspernah pakai sabun yg gentle ga...kalau pernah brp lama dan cocok ga ?
BalasHapus