Hal-hal yang Harus Dilakukan Kartini Masa Kini
Bukan Kartini. :D |
“Sik,
Pel. Yang kamu maksud itu “Yang harus dilakukan cewek masa kini?” Kenapa pakai
Kartini? Kan nggak semua cewek namanya Kartini. Dan nggak lantas semua cewek
bisa disebut sebagai Kartini. Bisa jadi ada yang Cut Nyak Dien, Dewi Sartika,
dan seterusnya.”
“Seriously?
You bring this up right now? Aku pakai Kartini untuk mewakili cewek-cewek di
sini ya semata karena ini adalah hari Kartini. Gitu aja kok ndak mudeng to,
kamu?”
“Tapi
kenapa Kartini, Pel? Kenapaaaaa?”
Oke,
oke. Ini memang sering jadi perdebatan (meski di time line tahun ini nggak
kelihatan sih perdebatannya. Tenggelam sama Pilkada DKI). Kenapa yang dirayakan
itu hari Kartini bukan pahlawan yang lain? Siapa yang lebih pantas untuk
menjadi pahlawan? Yang surat-suratan atau yang angkat senjata?
Gini
ya, bukan soal mana yang lebih baik mana yang lebih hebat. Yang angkat senjata
tentu saja keren sekali. Ibaratnya nggak hanya koar-koar soal emansipasi, tapi
malah praktik langsung. Itu kan luar biasa. Tapi aku sendiri nggak bisa
berhenti kagum pada sosok R.A Kartini. Kenapa? Waktu itu, di masa itu, dia
berani berpikir, berani punya pilihan, berani punya keinginan, berani membuat
perubahan. Ini akhir tahun 1880an lhoo. Di tengah keluarga dan masyarakat yang
adatnya masih yaa gitu deh.
Dari
sekian banyak sifat Kartini, berani berpikir ini lah yang paling
menginspirasiku.
Nha
sekarang sudah beda jaman. Bisa dibilang kita jauh lebih beruntung daripada
Kartini. Sekarang akses pendidikan sudah gampang. Perempuan bisa jadi apa saja.
Tentu saja masih bayak diskriminasi di sana sini, tapi tetap saja masih jauh
lebih gampang dibanding jamannya Kartini. Ada begitu banyak kesempatan untuk
kita mengembangkan diri.
Kalau
udah kaya gitu, sungguh keterlaluan kalau kitanya nggak memanfaatkan semua
kemudahan ini dengan sebaik-baiknya. Tapi, ingat, beda jaman, beda lagi
tantangannya. Jaman sekarang perempuan nggak hanya dihadapkan pada masalah
seperti dipingit dan dijodohkan, tapi hal-hal lain yang jauh lebih kompleks.
Makanya menurutku, Kartini masa kini perlu melakukan hal-hal berikut ini:
Berani Berpikir dan Memiliki Pilihan Sendiri
Kenapa
tadi aku bilang kalau di antara sekian banyak sifat Kartini, yang satu ini yang
paling menginspirasi? Karena buktinya, sampai sekarang pun masih bwanyaaaaak
orang yang nggak berani berpikir. Serius. Sekedar berpikir aja nggak berani,
weh. Apalagi punya pilihan sendiri?
Orang-orang
kaya gini hidup ya cuma hidup saja gitu. Membiarkan semua orang lain (orang
tua, pacar, suami, dst) mengambil keputusan-keputusan untuk hidupnya. Trust me,
I’ve been there. Dan itu sakit, melukai harga diriku sampai ke tulang-tulang. Padahal
cuma bentar aku mengalaminya.
Selalu
membiarkan orang lain untuk mengambil keputusan untuk kita itu ada dampak
jangka panjangnya yang nggak baik buat kesehatan mental. Bisa jadi kita merasa
lemah, nggak punya harga diri, nggak berguna, dst.
Ini
beda lho ya dengan minta pendapat. Kalau minta pendapat sih wajar. Misal saja
takut terburu-buru mengambil keputusan, pengen tahu kalau dari sudut pandang orang
lain gimana, ada unsur ‘godaan yang melenakan sehingga bikin kita nggak bisa
berpikir logis’ enggak di pengambilan keputusan itu, dst. Minta pendapat
misalnya “Aku enaknya kuliah ambil IT apa seni tari ya? Soalnya aku passionate
di dua-duanya,” atau “Aku ditawari promosi jabatan. Tapi harus pindah ke luar
kota. Kenaikan gajinya nanti worth it nggak ya sama biaya hidup di sana? Tapi
pasti dapet banyak pengalaman tambahan sih. Menurut kamu gimana?”
Sementara yang namanya membiarkan
orang lain yang mengatur hidup kita itu misalnya gini, “Udah, ntar kamu sekolah
di sini, ambil jurusan ini, kerja jadi ini, umur segini nikah sama si anu,dst.”
Dan udah, iya-iya aja. Emang masih ada, Pelle cewek jaman sekarang yang kaya
gitu? Banyaaak. Kalau ditanyain “Eh, ntar habis ini kamu mau ngapain? Rencana
hidupmu apa?” Cuma dijawab “Mengko aku manut ibuk.” Hehehe.
Jadi gitu, beranilah berpikir dulu.
Kalau berpikir sudah berani, pastikan kalau apapun yang kamu jalani dalam hidup
ini memang pilihanmu. Kamu suka menjalaninya. Bukan terpaksa karena dipilihkan
oleh orang lain. Misalnya, kalau kamu suka dandan, ya jadilah beauty
blogger/vlogger, jadilah MUA professional karena kamu memang menikmati
aktivitas itu. Bukan karena “Cowok-cowok suka cewek yang pinter dandan.”
Kalau kamu sukanya dangdut koplo ya
go ahead, dangdutan. Nggak usah jaim hanya karena gebetanmu dengerinnya Testament
sama Dying Fetus. Opo kui, Pel? Band metal lah, mosok orkes melayu?
Belajar Mandiri
Yes!
Yes! Yes! Please, educate yourself. Jaman sekarang belajar jauh lebih gampang. Apalagi
buat kalian yang cerdas atau seenggaknya IQnya normal. Aku yang IQnya di bawah
rata-rata aja berusaha keras lhoo.
Jaman
sekarang bacaan ada banyak. Yang jualan buku bekas murah meriah ada banyak. Yang
jual buku baru dengan diskon gede juga ada banyak. Online, offline, wes, milih
sak kapokmu. Mau belajar apa aja juga di jagat internet ini ada banyak banget.
Kalau ada yang bingung dan nggak ngerti, tanya sama orang yang lebih ngerti. Jaman
sekarang banyak kok orang baik yang bagi-bagi ilmu secara gratis.
Ingaaaat,
pilihan bacaan banyak, pilih yang emang berkualitas. Jangan sampai menghabiskan
waktu hanya untuk menjejalkan sampah ke dalam kepala. Bacaan yang sifatnya
sekedar rekreatif tapi bagus juga banyak kok. Baca-baca review dulu, baca
rekomendasi dari temen yang selera bacaannya sadis. Kartini aja dulu baca Max
Havelaar sama Surat-Surat Cintanya Multatuli lho. Kamu gimana? Aku sih belum.
T_T
Pendidikan
itu bekal yang paling penting sepenting-pentingnya. Nggak harus lewat jalur
pendidikan formal. Nggak harus dapet gelar. Yang penting belajar terus, jangan
putus. Ingat, tampang buruk rupa bisa dipoles makeup. Otak kosong mau kamu
tutupi pakai apa?
Mempersiapkan Keamanan Finansial
Yak,
ini udah lain temanya. Tapi tak taruh di poin ke tiga karena masih banyak cewek
yang nggak ngeh. Girls, nabung girls! Investasi!
Bukan
berharap yang jelek-jelek sih ya, tapi kata orang bijak, preparing for the
worst is important. Jangan hanya karena suamimu kaya raya trus kamu
tenang-tenang aja. Semuanya bisa terjadi.
Bahkan
kalau kamu sendiri kerja pun, jangan sampai lupa menyisihkan sebagian
penghasilanmu buat investasi.
Banyak
pilihan investasi. Biasanya di bank-bank ada pilihan tabungan berjangka yang
dilock selama beberapa tahun, ada deposito, reksa dana, dll. Kalau aku pribadi
agak nggak terlalu suka investasi model ini. Karena duitku belum banyak. Jadi bunga
yang didapat kaya nggak ada artinya, perkembangannya lambat. Untuk saat ini aku
masih puterin duit ya buat modal lagi biar usahanya gede. Hehe. Tabungan berjangka
semata untuk jaga-jaga aja. Dana darurat.
Kalau
kamu milih investasi model ‘taro uang’, pastikan kalau bunganya minimal 15%
biar nggak tergerus inflasi (ini kata Mbak Icha, hahaha). Itupun ada risikonya
lagi soalnya setahuku dulu OJK hanya melindungi investasi dengan bunga maksimal
7,5%. Ah, makanya aku nggak suka investasi jenis ini. Lelet aja kebanyakan
syarat. Ini tu cocok buat yang yah, duitnya emang bener-bener banyak banget
aja. Kalau nggak main saham aja lah mendingan. Tapi aku juga nggak ngerti sih.
Kalian belajar sana sama yang pakar.
Atau
bisa juga investasi logam mulia, atau beli-beli aset (tanah, rumah, apartemen,
kos-kosan). Sebahagiamu aja mau yang mana, soalnya kebutuhan tiap orang pasti
beda. Yang penting, pikirin ini dengan serius: nabung dan investasi. Itu buat
masa depan.
Kalau aku sih masih fokus dulu buat
modal ngembangin usaha, ntar berkembang dan punya aset di mana-mana sehingga
aku bisa leluasa keliling dunia naik camper van sedang penghasilan tetap
mengalir deras. Amin.
Mampu Bertahan Hidup di Alam Liar
Ini
sekali lagi bukan doain yang jelek-jelek ya, tapi kita harus siap di segala
situasi. Akhir-akhir ini suasana perang-perangan di negara-negara rawan konflik
udah makin panas aja. Rusia udah bikin robot tempur dengan AI kaya Chapie untuk
persiapan PD III yang mereka percaya bakal pecah bentar lagi. Kalau nanti
beneran terjadi, kemampuan survival ini sangat penting nomer satu.
Sebagai
cewek kita harus punya fisik yang kuat. Itulah kenapa sekarang aku memaksakan
diri rajin olahraga. Bukan hanya biar punya body yang “O my gosh!” aja, tapi
biar fisiknya kuat. Nggak gampang sakit, nggak gampang capek.
Selain
itu, kita juga harus belajar bercocok tanam dan mengenali jenis-jenis tumbuhan
yang bisa dimakan sama enggak di hutan. Ini penting kalau misalnya kita harus
mengungsi dan bersembunyi di hutan-hutan.
Buat
aku pribadi ini juga masih PR banget sih. Hla wong ngebedain tumbuhan rimpang-rimpangan
aja pengetahuanku sebatas “Pokoknya kalau nunyit itu kuning, jahe dari baunya.”
-_-
Bela Diri
Yup!
Jaman sekarang yaa, ancaman kejahatan ada di mana-mana. Kita bisa teriak hukum pemerkosa,
hentikan pelecehan seksual, tapi bedebah-bedebah kaya gitu masih juga
berkeliaran di mana-mana. Makanya memiliki kemampuan bela diri ini penting
banget.
Pas
SMP dulu aku pernah belajar Tae Kwon Do. Sayang seribu sayang, waktu itu tempat
latihannya tutup karena bangkrut. Dan habis itu aku nggak latihan apa-apa lagi.
Hiks hiks hiks.
Tapi
aku sering ‘latihan’ sama Ibing. Gimana caranya membela diri kalau misalnya ada
cowok yang kurang ajar. Tapi latihan ini hanya berfungsi kalau kitanya punya
refleks yang bagus dan nggak panikan. Sedangkan aku anaknya suka lelet gitu
memroses segala sesuatu. Kalian bisa baca contoh kejadiannya di postinganku
yang ini.
Tapi
seenggaknya, punya bekal masih jauh lebih baik daripada nggak sama sekali. PRku
sekarang adalah gimana biar bisa respon cepat dan nggak panik. Itu!
Saling Dukung Sesama Cewek
Ini
nih. Pernah nggak, kamu masuk ke suatu ruangan dan langsung mendapatkan tatapan
nggak suka dari orang yang baru ketemu sekali itu? Padahal kamunya nggak salah
apa-apa?
Memang
ada sih cewek-cewek kaya gini. Yang suka banget ngebanding-bandingin dirinya
sendiri sama penampilan cewek lain. Tapi gara-gara itu malah jadi merasa
insecure sendiri dan ujung-ujungnya benci sama si cewek lain ini.
Aku
dulu punya temen yang kaya gini. Tiap kali lihat cewek lain ngapaiiin gitu, dia
pasti akan komen nyinyir. Pasti. Selalu.
Padahal
lho, temenku ini bisa dibilang hidupnya sempurna. Cantik, kaya raya, punya
pacar yang cakep , pengusaha muda juga kaya raya, dianya sendiri fashion
desainer berbakat, trus banyak cowok yang mengagumi dia karena penampilannya
yang selalu sempurna di situasi apapun. Bahkan sekedar ke warteg saja dia dandan
dulu. Cantik dan wangi.
Singkatnya
sih, kalau di bandingin dia, aku ini bagaikan secarik kain lap di dapur. Kumel,
nggak berarti. Tapi herannya, dia sukaaaa banget nyinyirin cewek lain. Misalnya
pas lagi makan bareng trus ada cewek duduk di meja seberang gitu, dia akan
komen “Yaampun, mbak, liatin deh. Bajunya dia nggak cocok banget ya, mix and
match nya?” atau “Itu cewek jelek kaya gitu kok bisa gandengan sama cowok cakep
sih?” dan lain-lain semacamnya.
Oke,
itu temenku yang menilai segala sesuatu dari penampilan. Bagaimana dengan
cewek-cewek cerdas yang pulangnya lebih malam dan mainnya lebih jauh? Sama aja
ternyata. Masiiih aja suka nyinyirin cewek lain dengan standar dia sendiri.
“Kok
si A gini ya? Kalau aku sih gini, kalau aku gitu, bla bla bla.” Anehnya,
komen-komen kaya gini muncul justru dari cewek yang mengaku sebagai feminis. Yo’ih!
Ngakunya feminis, aktif di aktivitas-aktivitas feminisme, tapi masih doyan
ngegosipin cewek lain (yang kadang hanya kenal dari luarannya aja) dan ngasih
panggilan seperti “Janda gatel,” “Kimcil murahan,” dll. Siapa yang seksis
sekarang? *nangis
Seenak jidat menjudge cewek lain,
merasa dirinya paling benar, paling mandiri, paling feminis, paling keren
sejagat raya. Dan, menurut dia, cewek-cewek lain sudah semestinya menjalani
laku hidup persis plek kaya yang dia lakukan. Ngahahaha.
Mbak,
plis ya, orang itu beda-beda. Menjalani proses sendiri-sendiri. Kita nggak punya
kemampuan untuk menghakimi orang lain hanya dengan melihat yang terjadi di
luaran. Kemampuan aja nggak punya, apalagi hak. Kita nggak tau, apa aja yang
sudah dilaluinya sepanjang hidup. Kamu keren, iya. Tapi bukan berarti semua
orang harus mengambil sikap dan pilihan-pilihan yang sama sepertimu. Apalagi kalau
orang mengambil cara yang berbeda dan kamu serta merta mencapnya salah.
Girls,
beneran lho ini. We’re supposed to support each other, bukan malah nyinyir dan
salah-salahan. Kalau ada cewek lain yang sukses, berbahagialah. Ambil inspirasi
dari dia. Kalau ada yang lagi terpuruk, bantu, kuatkan, kalau nggak bisa bantu ya
seenggaknya udah diem aja, jangan malah negledek atau ngomongin di belakang.
Feminisme
itu nggak harus muluk-muluk kok. Menghargai diri sendiri sama bersikap adil ke sesama
cewek aja dulu. Saling dukung. Itu dulu. Menurutku sih.
“By
the way, ngasih nasihat panjang lebar gitu, kamu sendiri sudah melakukan hal
hebat apa, Pelle?”
“Aku
menjadi diri sendiri.” *senyum
0 komentar