Terlanjur Pada Mbak Dian

by - 08.18.00




               Aku ketinggalan beritaaaa. Berita ini hebohnya sudah dari minggu kemarin. Yahh, kalau dipikir-pikir lagi sih, emangnya aku kapan enggak ketinggalan berita yak? Facebook bubble filter really do its job. Ngahahaha. Timeline isinya pilkada mulu, enggak ada gosip artisnyah. 

               Lhoo, jadi kali ini tentang gosip artis?? Yo’iiiih! Lah kok tumben ikut ngegosipin artis? Hahaha. Soalnya berita menghebohkan kali ini datangnya dari idola papa-papa muda sekaligus junjunganku sejak SD: Dian Sastro. Iya, Dian Sastro yang itu. Yang masih saja cinta Rangga meski sudah ditinggal tanpa kabar selama ratusan purnama.

               Oke oke, ada apa ini sama Mbak Dian? Mau bahas film barunya, Kartini ya?
               Nope! Kali ini Mbak Dian digosipin gara-gara sesuatu yang hiks, melukai perasaan segenap fansnya. Mbak dian menolak diajak foto bareng fans! Gara-gara itu Mbak Dian jadi dicap sombong. Makin parah ketika akhirnya banyak fans yang mengungkapkan kegetiran hatinya satu per satu. Ternyata banyak juga yang pernah ‘digituin’ sama Mbak Dian. Ditolak foto bareng, diketusin, ditolak cintanya, dijudesin, disombongin, dan banyak lagi deh. Akan tetapi, benarkah demikian??? *jeng jeng jeng jeng

               Melalui akun instagramnya, Mbak Dian sudah memberikan klarifikasi mengenai insiden itu. Katanya, kejadian yang sebenarnya enggak seperti yang terlihat di video. Oyaa, di video kelihatannya Mbak Dian menepis tangan fans yang minta foto (teganya dirimu mbaaak). Menurut Mbak Dian, waktu itu Mbak Dian kaget karena tiba-tiba ada yang megang dari belakang. Jadi refleks aja gituh.


               Selain itu, Mbak Dian juga menjelaskan kalau memang begitulah habit blio. Kalau sedang di luar jam kerja (nggak di acara show, jumpa fans, peluncuran film, dan acara resmi lain berkaitan dengan profesi keartisannya), Mbak Dian memang menolak untuk diajak foto bareng. Lhaa, waktu itu lagi pengen jadi orang biasa je. Bahasa gampangnya lagi pengen liburan.

               I understand this, completely. Pertama, jangankan Mbak Dian. Blogger yang level ketenarannya belum seberapa (followers instagram juga nggak nyampe tiga rebu) aja ada kok yang sombong. Kalau ada ‘fans’ yang komen enggak ditanggapi sama sekali, pura-pura nggak liat. Sibuk? Enggak ah, wong komen yang masuk juga cuma itu satu-satunya. Sempet update status juga berkali-kali. Ya emang mungkin karena menganggap si ‘fans’ yang meninggalkan jejak ini bukan siapa-siapa. Nggak ngasih pengaruh yang signifikan kalau ditanggepi juga. Padahal si ‘fans’ ini setia banget bacain tiap blogpostnya lhoo.

               Kedua, aku sendiri membayangkan kalau aku yang jadi public figure, pasti pengen lah sekali-kali hidup sebagai orang biasa. Terus-terusan jadi pusat perhatian itu melelahkan, tau. Apalagi buat orang dengan kualitas seperti Mbak Dian yang cantiknya ngedab-edabi. Terus-terusan mempesona dan jadi gumunan orang itu lelah, kak.

               Belum lagi mempertimbangkan faktor misalnya memang lagi nggak mood, atau lagi PMS, atau suasana hati emang lagi nggak ceria, atau capek fisik karena belum tidur semalaman, dll. Banyak banget faktornya.

               Masalahnya, masalahnya, masalahnya, bukankah memang begitu seharusnya? Bukankah itu risiko yang harus diambil setiap public figure? Apalagi sosok seperti Mbak Dian, yang sempurna banget yawlaaaa. Cantik, pinter, dapet peran di film selalu yang bagus-bagus, tokoh utama yang sempurna, dan seterusnya. Siapa juga yang nggak mengharapkan keramah-tamahan dari bliaw? Ya wajar aja kalau di kehidupan nyata Mbak Dian pas lagi pengen ‘liburan’ trus menolak foto bareng itu orang-orang pada kaget. Soalnya ekspektasinya ya Mbak Dian itu baik hati. Itu sudah.

               Memang ada sih, artis-artis itu yang emang asli baik hati penyayang fans ramah tamah dan bersedia dengan wajah ceria diajak foto bersama kapanpun. Nggak peduli waktu itu lagi santai-santai liburan. Sekalipun fansnya jelek dan dekil dan belum mandi akibat perjalanan panjang.

Contohnya, Om Ahmad Albar. Jadi ceritanya waktu itu Ibing ke Jakarta naik kereta dan pas nyampe stasiun pagi-pagi buta itu ketemu Ahmad Albar lagi ngerokok di sebelahnya. Sebagai anak yang digedein oleh penggemar God Bless garis keras, Ibing nggak menyia-nyiakan kesempatan, minta foto bareng. Dan Om Ahmad Albarnya langsung mengiyakan dengan ceria.

Sekali foto? Enggak. Bedebahnya, hapenya Ibing itu kameranya paraaah banget. Hahahaha. Jadi foto itu blur terus sampai diulang berapa kali cobaa? Tiga kali! Itupun baik banget, Om Ahmadnya yang ngerangkul Ibing malahan. Trus terakhirnya, setelah tiga sesi pemotretan yang melelahkan itu masih sempet-sempetnya nanya “Gimana? Udah bagus belum? Kalau belum ulangi lagi aja.” Klean bayangkan dong! Keren kan? Kelak, kalau aku femes aku akan seramah itu pada fans. Janji! :D

Tapi yaa namanya orang beda-beda sih. Mbak Dian punya banyak pertimbangan sendiri seperti misalnya, kalau lagi jalan-jalan sama anak ya maunya berperan jadi ibu saja. Mencurahkan perhatian sepenuhnya pada anak, dan banyak hal lain yang mungkin nggak bisa Mbak Dian jelaskan.

Aku nggak bisa memahami gimana perasaan fans-fans yang terabaikan ini sih (ya maap). Aku sendiri bukan anak yang sering ngefans artis sampai minta foto-foto. Kalau papasan sama artis dan teman bisik-bisik norak pun aku palingan cuma bilang “Oh,” hahaha. Serius. Habisnya menurutku foto bareng artis itu nggak ada artinya. Kecuali orangnya emang legend banget sih. Tapi kalau seandainya aku ketemu artis idolah, minta foto, lantas ditolak, aku akan memahami penolaknnya. Bukannya dendam dan kemudian jadi benci. Kenapa? Karena sesungguhnya yang kuidolakan toh bukan sosok orangnya, tapi karyanya. Eyaa.

Soal Mbak Dian, meskipun banyak yang mengaku kecewa, aku biasa aja. Soalnya sama kaya yang barusan kujelasin di atas, kalau ketemu mbak Dian misalnya di pasar lagi belanja sayur gitu, aku paling biasa aja. Nggak bakalan minta foto. Hahaha. Lagian aku udah terbiasa nggak berekspektasi sama orang. Jadi biar aja lah Mbak Dian kerja pada waktunya kerja, jadi perempuan biasa pas nggak kerja. Beda soal kalau nanti Mbak Dian main film dan actingnya jelek, nha baru kita bicara. Kritik kerjaannya.

Menurutku, pilihan sikapnya yang seperti itu (memisahkan urusan professional dengan urusan pribadi) sangat sangat  sangat bisa dipahami kok. Meskipun emang berisiko sih. Banyak gitu yang bilang kalau Mbak Dian juga suka judes bin ketus, tapi yaa yang namanya hartees juga manusia gaes. Ada lelahnya. Kita aja yang bukan siapa-siapa ini kadang butuh waktu buat me time kan? Nha, Mbak Dian juga sama.

Gimana Mbak Dian, aku sungguh cerminan fans yang pengertian bukan? Meskipun yang Mbak Dian lakukan itu jahat, aku nggak ikut-ikutan benci. Hahaha. Mungkin saran aja dikit kalau bole, kalau menolak fans, tolaklah dengan baik-baik. Jangan pakai bahasa ketus yang bisa bikin hati kami-kami yang lemah ini berantakan. Nha, soal udah dijelasin baik-baik tapi fansnya tetep maksa atau malah marah-marah, ya itu berarti merekanya aja yang norak. Ndak usah diambil hati.

Tapiih, alangkah lebih baik lagi, nggak ada salahnya lho mbak, sungguh nggak ada salahnya kalau Mbak Dian senantiasa ramah dan bersedia diajak foto bareng. Soalnya foto bareng itu berapa lama sih palingan? Nggak nyampe dua menit lah yah.

Tetep semangat ya mbak! Orang-orang memang berkekspektasi yang baik-baik tentang Mbak Dian, dan itu bukan salahmu, sungguh. Kalaupun habis ini jadi ada yang benci Mbak Dian, ya itu risiko atas pilihan yang Mbak Dian ambil. Toh segala sesuatu memang ada risikonya.

Kalaupun semua orang di barisan fans Mbak Dian rontok, tenang saja, masih ada aku yang terlanjur padamu.  Sekian dan salam sayang. :*

You May Also Like

0 komentar