Week-end kemarin aku ada job ngeliput event (((ngeliput))) nganu di kota anu. Maap yak,
acara apa dan lokasinya di mana terpaksa harus disamarkan. Kalau enggak ntar
ketahuan. Hahahaha.
Deket
aja, Cuma sejam dari Magelang. Oke, akhirnya nyampe kota yang dimaksud aku maem
dulu biar kuat menghadapi kenyataan. Dan oh, untungnya aku maem dulu karena
yang kuhadapi setelah itu benar-benar menguras segenap energi dan perasaan.
Aku
nyampe lokasi jam 11. Kirain udah telat. Nggak taunya acara belum dimulai.
Panitianya masih pada briefing. Akhirnya jam 12 pintu dibuka dan acara dimulai.
Terus
terang aja aku merasa tertekan sama pekerjaan ini (dan sumpah, baru kali ini
ada ceritanya aku tertekan karena harus nulis lohh). Kalau seandainya harus
nulis buat blog pribadi sih gempiiil, aku tinggal nyocot aja apa adanya (kaya
sekarang ini). Kalau liputan berita biasa ala straight news 150 kata gitu juga
gempiiiil, yang penting lima we satu ha.
Masalahnya
aku harus nulis kaya aku biasanya. Rada segar dan rada lucu, dan pastinya nulis
bagus-bagusnya karena aku mewakili kelompok yang ngasih aku kerjaan, bukan
diriku sendiri. Hla sialnya, itu acara nggak ada bagus-bagusnya sama sekali.
Wkwkwk.
Ya
sih, semua adalah salahku. Salahku berekspektasi. Ya habisnya di pamflet
acaranya seolah-olah bakalan wow banget gitu. Jadi aku ekspektasinya ada di
angka 10. Begitu masuuuuk, mak peeet, terjun bebas ke angka empat. Yaudah deh.
Ini urusannya kerja aja kok. Sabaaar.
Kenapa
aku bilang gitu? Karena kalau saja aku nggak ada tanggungjawab kerjaan, maka
aku akan balik badan detik itu juga. Wkwkwk.
Katanyah
di pamflet bakalan ada bazaar. Di situ aku nggak ngerti letak bazaarnya di mana
soalnya cuma ada beberapa stand sponsor. Empat petak di samping kiri, empat
petak di samping kanan. Itu pun kosong-kosong dan standnya nggak rapi sama
sekali. Aku nggak bilang harus wow, bagus, elegan, berkelas bin mewah, enggak.
Tapi bikin yang rapi bisa kan? Seenggaknya sekatnya itu yang kenceng, jangan
kaya doyong-doyong gitu, sumpah, aku aja nggak sampai hati mau ngefotonya.
Terus
katanya ada custom motorcycle. Di bayanganku, karena jamdul kalau main ke acara
yang ada custom motorcyclenya gitu bener-bener haibat-haibat bangaaat, ada
banyak motor customnya berderet-deret, jadi aku bayanginnya juga kali ini bakal
kaya gitu. Makanya aku excited. Pas masuknya … cuma ada lima biji, gengs.
Oke
lah gapapa. Nggak penting juga toh bukan itu ‘menu’ utamanya. Lagian masih ada
live musicnya lohh. Kan lumayan, hiburan.
Bandnya
ada macem-macem juga, berbagai aliran. Ada yang ngejazz, ska, sampai hip-hop
(which is aku nggak ada hati semua). Tapi bukan itu masalahnya, Fernando Jose!
Yang jadi masalah utama adalah sound systemnya. Aku nggak ngerti itu salah
siapa atau apa. Ntah karena gedungnya itu yang dari atap sampai
dinding-dindingnya itu terbuat dari seng semua sehingga nggak bagus delivery
suaranya, atau memang sound man-nya aja yang mungkin masih magang sehingga
nggak bisa menyesuaikan?
Yang
jelas, ini sound system bikin aku jadi mendadak relijius bin alim. Tiap kali
selesai lagu langsung mengucap syukur Alhamdulillah. Pekak banget, sumpah.
Gara-gara ini, kesan yang tadinya udah susah payah kupertahankan di angka
empat, terjun bebas lagi ke angka nol. Yes, nol.
Tapi
untungnya pas udah sore gitu ada satu band metal. Dan mungkin karena seteman
sound mereka cenderung ‘low’, jadi distorsinya nggak terlalu memekakkan.
Anehnya, nyaman banget pas band ini yang main (lupa nama bandnya apaan). Ini
terlepas dari aku memang suka metal lho ya. Gara-gara mereka, nilainya naik
deh, dapet setengah. Lumayan.
Habis
itu acara utamanya selesai dan ada pertunjukan body suspension yang itu aku
suka banget. Ya soalnya aku belum pernah liat body suspension live gitu sih
aaah. Keren. Gara-gara ini nilainya naik lagi, nambah satu jadi satu setengah.
Habis
itu tak kirain langsung pengumuman pemenang. Ternyata enggak gengs. Masih ada musik-musiknya
lagi. Bintang tamu utama ceritanyah. Namanya adalah pokoknya, hip hop gituh.
Dan kayaknya lumayan femes karena banyak yang antusias plus apal liriknya. Pake
acara lampu dimatiin trus pake lampu pusing-pusing segala. Mungkin biar terasa
bagaikan di diskotik. Bwaaahahaha.
Tapi
akhirnya aku nggak kuat dan memutuskan pulang. Yo’ih, nggak sampai nunggu
selesai dan pengumuman. Udah cukup penderitaanku hari itu. Sudah cukup jiwaku
tercuri. Bahkan my unseen squad nggak ada yang kelihatan sama sekali. Mana sudi
mereka deket-deket atmosfer kaya gitu? Hahaha.
Muggles Nggak Usah Baca Bagian Ini
Aku
kan emang masih belum clear kan, makanya kalau di tengah orang banyak gitu
masih suka pusing nggak kuat (kemarin tentu saja aku pusing berat lah, hampir
muntah). Nggak kuat ngerasain ‘tabrakan’ energi itu lohh. Apalagi kalau
energinya negatif. Bah.
Aku
udah berusaha kuat dengan cara mengaktifkan invisible mode, menekan auraku
sendiri setipis-tipisnya biar nggak terlalu bertabrakan. Trus udah menjauh
sejauh-jauhnya dari kerumunan. Tapi tetep aja, berada di tengah-tengah orang
yang beda frekuensi sebanyak itu selama sepuluh jam, aku overwhelmed.
Bukan
karena mereka jelek dan aku baik, bukan. Tapi memang beda frekuensi dan
vibrasi. Jadinya nggak cocok. Dan aku belum cukup terlatih buat menghadapi
situasi kaya gitu, makanya masih suka pengen muntah dan kelelahan.
Kok
bisa nggak cocok ya? Aku juga heran. Soalnya tadinya aku mikir, orang-orang
yang artsy kaya gitu pasti vibrasinya masuk lah. Ternyata enggak lohh.
Bwaaanyak banget yang ngartsy sebagai aksesoris tempelan semata, nggak dari
hati. Trus aura sombong dan angkuh di mana-mana, aku juga nggak tau kenapa bisa
gitu. Nggak semuanya sih. Banyak kok yang auranya itu bikin nyaman, tapi mostly
kaya gitu. Show off. Saat kaya kemarin gitu aku sungguh berharap aku belum jadi
sensitif, bebal aja kaya dulu, jadi nggak bisa ngerasain emosi dan menganggap
semua orang itu baik. Hahaha.
Sekarang Muggles Udah Boleh Baca Lagi
Sebenernya,
awalnya aku merasa sebel karena Ibing mau ikut. Plis, dicatat, ikut ya, bukan
aku yang minta anter. Alasannya biar aku nggak digandeng orang. Hahahah. Aku
tadinya nggak enak lah. Masa kerja dianter pacar, kaya orang cacat aja. Tapi
pas di acara kemarin, aku bersyukuuuur banget. Untung aja ada Ibing. Dan
ternyata Ibing juga ngerasain persis plek kaya yang aku rasain. Apalagi Ibing lebih
sensitif orangnya.
Ini
aku ngomong panjang lebar kaya gini bukannya bermaksud kurang ajar, nggak
sopan, atau menjelek-jelekkan, enggak. Di sini posisiku curhat sebagai
pengunjung yang membeli tiket masuk lho ya. Over all kalau aku bilang sih itu
acara nggak sukses. Krik-krik, boring, dan pada akhirnya, kalau disuruh ngasih
rating dari 1-10, nilai dariku mentok di 1,5. Udah maksimal. Maaf lhoo.
Aku
juga sengaja nggak sebutin jelas acaranya apaan di sini biar nggak dikira hate
speech, meskipun kalian yang tahu aktivitasku pasti toh tahu ini acara apaan.
Hahaha.
Gini
lho, pas jaman SMA sampai kuliah dulu, aku aktif banget di organisasi. Seriiing
banget jadi panitia event event event macem-macem mulai dari pensi, seminar, sampai
lomba gambar. Beruntungnya, aku pas kuliah dulu di fakultas yang organisasinya
bagus banget. Kemampuan event organizingnya bagus banget. Jadi aku terbiasa
sama acara-acara bagus.
Nggak
ada ceritanya bengong-bengong nggak jelas di tengah acara. Selalu ada isinya.
Nggak ada ceritanya panitia tunggu-tungguan dan sampai dipanggil-panggil karena
job descnya jelas dan semuanya kerja dengan baik. Nggak ada ceritanya pengisi
acara belum hadir dan panitia malah nanya-nanya ke pengunjung “Ada yang punya
kontaknya nggak?” Nggak ada ceritanya sound system bikin pusing karena kualitas
suara dulu selalu jadi perhatian nomer satu. Ya how on earth orang bisa menikmati
acaramu kalau suaranya aja nggak jelas?
Ya
aku nggak bermaksud sombong dan ngebandingin sih. Toh aku sendiri belum pernah
bikin acara kaya yang kemarin (kalau cuma mirip cuma beda hal sih sering), jadi
aku nggak bisa juga asal ngatain nganu nganu nganu. Cuma negesin aja, aku
ngomong kaya gini bukannya tanpa dasar. Seenggaknya aku ada lah pengalaman jadi
nggak ngomong kosong akibat kebencian semata.
Udah
ah. Nggak usah dipikirin eyaa. After all, ini cuma catatan cewek galau yang
kelelahan aja kok. Kayaknyah. *wink