I’m Not Upset, I’m Just Tired

by - 17.33.00



Kamu pernah nggak sih merasa capeeek banget. Pengen nangis tapi kok nggak sedih, pengen marah tapi nggak marah, pengen ngamuk nggak ada yang diamuk. Cuma capek aja. Bener-bener capek banget sampai rasanya pengen maki-maki tapi sayang nggak lagi punya tenaga? 

Aku sedang ngerasain itu sekarang ini. Sebenernya aku paham kalau aku kayak gini mungkin bagian dari naik turunnya hormon karena bentar lagi aku mau menstruasi. Emang biasa kayak gini. Tapi sejak PMS menyerang aku tuh udah berusaha sebisanya untuk sestabil mungkin dan berusaha senyum terus biar selalu semangat. 

Hari ini juga sama. Aku bangun pagi, berusaha fokus sama hal-hal yang harus aku kerjakan, dll. Pada awalnya lancar-lancar aja. Sampai akhirnya tiba saatnya aku mau rekam cover lagu dan nggak tahu kenapa salah terus sampai berjam-jam. Mulai dari akunya yang goblok sampai menghabiskan waktu lama banget buat mencari jalan keluarnya. Pas udah ketemu, eh bengkel depan won’t stop blayer-blayering. Curi-curi waktu pas hening, ada lagi aja masalahnya. Memori kepenuhan lah, rekamannya putus-putus, akunya salah, akunya salah, akunya salah. Gitu aja terus sampai jari-jariku sakit.

Belum lagi masalah njelehi lain yang bikin aku mikir “Yahh, sometimes, things just won’t work.” Trus sabar aja sambil maki-maki dalam hati. Lha gimana. 

Di saat kayak gini ya kadang pengen gitu nyender bentar. Bukan buat curhat atau memindahkan beban. Cuma mbok plis tak nyender, bentaaar aja. Nggak usah ngomong apa-apa. Diem aja. Aku cuma buntuh nyender bentar. Nggak lama. 

Tapi ya beginilah seninya hidup sendirian. Nggak ada yang disenderin, akhirnya nyendernya ke laptop. Nulis sampah-sampah. 

Tapi nggak apa-apa. Blog ini toh nggak ada yang baca. Kesempataan aku buat nyampah apa aja. Buat ngamuk, berkata kasar, buat nyenderin diri sendiri, atau apapun. Daripada aku maksa curhat ke manusia beneran yang aku tahu nggak peduli dan bahkan nggak akan repot-repot mendengarkan. Mungkin malah merasa rugi waktunya udah terbuang gara-gara aku. 

Oyaaa, by the way, hari ini aku juga dapet kesadaran baru yang entah emejing entah miris. Wkwkwk. Bukan kesaadaran ding, ingatan. Orang dari awal tahun aku udah bilang sama diri sendiri untuk nggak berharap pada apapun, masih aja berharap. Akhirnya pas nggak berjalan sesuai yang aku mau ya kayak gini. Baper. 

Ya tapi gimana dong. Aku juga pengennya nggak berharap apa-apa. Misal, nyanyi trus nggak berharap harus langsung seratus persen lancar gitu. Hahaha. 

Tapi kan ya ternyata kenyataannya nggak segampang itu. Aku masih aja berharap. “Hemm, kali ini bakal bagus!”
“Yang kali ini pasti berhasil!”
“Sekali lagi, pasti jadi!” dan semacamnya.

Itu ya terlintas aja otomatis di kepalaku, aku ngga tahu harus ngaturnya gimana.
Trus ketika ternyata nggak sesuai sama harapan, aku kecewa, dan jadi capek karena merasa dikecewakan berkali-kali (oleh harapanku sendiri, hahaha). 

Di sini aku jadi aagak bingung. Antusiasme itu sama dengan harapan bukan? 

Soalnya kan di awal tahun yang aku maksud jangan berharap itu maksudnya harapan kosong. Misalnya bermimpi seorang pangeran berkuda terbang datang menyelamatkan gitu. Itu kan harapan konyol.
Tapi kalau harapan yang disertai dengan usaha masa nggak boleh? Kalau nggak ada ngen-ngen (harapan) yang dipengeni kan ya nggak mungkin susah-susah usaha segala dong. 

Nah trus di situ masalahnya aku pusing lagi. Kalau harapan nggak kosong yang disertai dengan usaha boleh, trus   ternyata hasilnya nggak sesuai sama harapan padahal usahanya udah mati-matian, itu gimana? 

Wajar aja bukan?
Manusia emang wajar kan merasa kecewa, merasa capek?
Ya wajar lah. Harusnya. 

Jadi emosi campur aduk yang aku rasain sekarang ini semestinya enggak apa-apa. 

And what makes all of this even weirder is the fact that in some way, I feel happy for pushing myself hard and for working my ass out. I feel like I become the person I always wanna be. Or if I may say, I feel like myself again.

I don’t know. I just wanna get drunk!

You May Also Like

0 komentar