Sok Indie Lu!
Image credit: pixabay/whoalice-moore |
Pas ngetik ini aku
beneran sambil dengerin City and Colour. Aku nggak ngerti mereka indie apa
bukan. Aku malah sekarang jadi bingung yang dimaksud indie sama anak zaman
sekarang itu gimana lagi.
Kalau setahuku dulu indie itu ya independent. Dengan pembiayaan
sendiri, produksi sendiri, promosi sendiri, dan seterusnya.
Tapi makin ke sini
kayaknya pengertian indie jadi makin geser. Pokoknya kalau nggak banyak orang
yang tahu, ya itulah indie. Nggak peduli sebenernya mereka terikat kontrak sama
label besar.
Kayak contohnya nih,
orang komen “Wah, indie banget kamu ya. Dengerinnya Billie Eilish.” Billie
Eilish itu nggak independent. Dia kerja sama label besar. Udah gitu sebenernya
kalau di ngamerika sana Billie Eilish itu udah mainstream juga.
Kenapa aku suka
Billie? Bukan biar dikatain “Wah, seleranya bagus. Seleranya beda. Seleranya
aneh. Indie banget. So cool!”
Fuck all that! Aku
nggak dengerin musik ini itu atau suka film ini itu cuma biar dikatain keren.
Bwahahaha.
Kalau aku beda, ya karena
kebetulan emang aku beda aja. Kayak misalnya aku suka Billie karena liriknya
bagus. Dan dia masih kuciiiiil. Aku tuh kagum banget sama dia yang nulis lagu
Bellyache itu pas masih umur berapa coba? 13! Umur segitu aku masih dlongap-dlongop
doang elapin umbel.
Selain musiknya juga
aku suka sama banyak hal lain dari dia. Kayak pemikirannya yang bilang nggak
mau jadi cuma satu atau melakukan cuma satu hal saja. Aku juga kayak gitu.
Menurutku melakukan satu hal aja cuma biar diidentifikasikan sebagai satu hal
itu kerugian yang nyata. Sementara kita bisa nyobain banyaaaak hal yang nggak
terbatas. Yang mungkin kita suka. Yang mungkin kita bagus di situ.
Trus soal dia yang oke
sama cover music. Beberapa musisi mungkin baper kalau lagunya dicover tanpa
izin. Tapi Billie cool aja. Dia malah bilang kalau kamu denger satu lagu dan
kamu merasa itu lagu kamu, ya itu lagu kamu. Meski aku yang nulis, aku yang
pertama nyanyiin, bukan berarti itu cuma laguku. Dan macem-macem.
Ada banyak alasan
kenapa aku suka seorang Billie. Alasannya nggak sesederhana “Wah, dia kalau
bikin video klip creepy. Aku sukain ah, biar aku keren.” Itu sih alasan yang
konyol banget.
Atau siapa lagi?
Musisi Indonesia misalnya ya. Aku suka Stars and Rabbit. Trus dikomen “Yahh
tipikal anak sok indie pasti suka Stars and Rabbit.” Like what the actual
fuckkkk! Aku suka Stars and Rabbit itu murni karena aku suka banget sama suara
Mbak Elda. Aku suka dia dari dulu zaman dia di Reinkarnasi, di Evo. Suaranya emang
bagus. Trus aku suka. Bukan biar indie-indiean. Hadeeeh.
Tapi kan kamu anaknya
beda, Pelle. Kamu nggak suka yang mainstream.
Ya kalau aku emang
nggak suka gimana dong? Apa aku harus bohong pura-pura suka biar nggak dibilang
sok? Aku anaknya kalau suka bilang suka, kalau enggak ya nggak akan bohong
bilang suka. Sederhana.
Lagian siapa yang bilang aku nggak suka musik mainstream?
Musik mainstream top 40 yang aku suka juga banyaaak. Misalnya Ed Sheeran, trus
Taylor Swift, trus Sia, Rihanna, Dua Lipa, Imagine Dragons, dll. Banyaaak.
Bukan masalah besar
lah kayak gini.
Mungkin dulu pas aku
masih kecil SMP-SMA gitu emang iya sih, aku merasa keren karena aku cuma mau
dengerin musik tertentu. Tapi makin aku gede yang kayak gitu nggak penting
lagi. Bahkan selera musikku geser jauuuuh banget. SMP aku suka punk, SMA-kuliah
suka metal. Habis kuliah aku suka … gatau apa alirannya yang kayak Dillon gitu.
Dan anehnya aku suka Peaches juga. Hahaha. Aku bahkan suka Die Antwoord meski
aku sebenernya nggak terlalu ‘into hip hop’.
Intinya buatku
sekarang alirannya apa itu udah nggak penting lagi. Dia major apa indie nggak
penting sama sekali. Kalau aku suka ya suka. Gitu aja. Nggak ada sangkut
pautnya biar dibilang beda, dibilang indie, dibilang artsy, antimaintream dan
omong kosong lainnya. Gitu.
Ngerti?
Nggak ya? Gpp. Nggak
ada yang baca blog ini juga kok. Lol.
Trus satu lagi nih.
Aneh aja kalau karena orang seleranya beda trus dikatain sok. Padahal bisa jadi
itu nggak diniatin kayak jatuh cinta. Otomatis aja gitu. Tiba-tiba jatuh cinta
sama yang begini, nggak terlalu cinta sama yang begitu. Trus dibilang sok,
masa?
Dan ini nggak sebatas
di musik aja sih. Sampai cara berpakaian dan bergaya juga. “Kamu sengaja warnain rambut,
sengaja gundul, biar dibilang beda dan keren ya? Biar stand out ya? Biar nggak
blend in ya? Biar antimainstream ya?” dst. Heuuuft. Plis deh.
Biasa aja, nying!
Nggak urusan biar apa biar apa. Ya aku sukanya kayak gini gimana dong. Masa cuma
biar bisa blend in biar nggak dikatain sok, trus aku harus pura-pura nyamar
jadi basic bitch pakai baju stylish yang lagi ngetren tahun itu, dengan
potongan rambut medium, diwarnain medium brown, poni setengah, belah tengah,
trus pakai wedges dan posting foto makanan mahal?
Ya enggak lah. Kenapa?
Karena aku nggak punya duit buat itu semua lah, bego!
Bwahahaha. Gausah
serius-serius bacanya!
Bye! :p
0 komentar