Sok Indie Lu!

by - 06.15.00

Image credit: pixabay/whoalice-moore


Pas ngetik ini aku beneran sambil dengerin City and Colour. Aku nggak ngerti mereka indie apa bukan. Aku malah sekarang jadi bingung yang dimaksud indie sama anak zaman sekarang itu gimana lagi. 

Kalau setahuku dulu indie itu ya independent. Dengan pembiayaan sendiri, produksi sendiri, promosi sendiri, dan seterusnya. 

Tapi makin ke sini kayaknya pengertian indie jadi makin geser. Pokoknya kalau nggak banyak orang yang tahu, ya itulah indie. Nggak peduli sebenernya mereka terikat kontrak sama label besar. 

Kayak contohnya nih, orang komen “Wah, indie banget kamu ya. Dengerinnya Billie Eilish.” Billie Eilish itu nggak independent. Dia kerja sama label besar. Udah gitu sebenernya kalau di ngamerika sana Billie Eilish itu udah mainstream juga. 

Kenapa aku suka Billie? Bukan biar dikatain “Wah, seleranya bagus. Seleranya beda. Seleranya aneh. Indie banget. So cool!” 

Fuck all that! Aku nggak dengerin musik ini itu atau suka film ini itu cuma biar dikatain keren. Bwahahaha. 

Kalau aku beda, ya karena kebetulan emang aku beda aja. Kayak misalnya aku suka Billie karena liriknya bagus. Dan dia masih kuciiiiil. Aku tuh kagum banget sama dia yang nulis lagu Bellyache itu pas masih umur berapa coba? 13! Umur segitu aku masih dlongap-dlongop doang elapin umbel. 

Selain musiknya juga aku suka sama banyak hal lain dari dia. Kayak pemikirannya yang bilang nggak mau jadi cuma satu atau melakukan cuma satu hal saja. Aku juga kayak gitu. Menurutku melakukan satu hal aja cuma biar diidentifikasikan sebagai satu hal itu kerugian yang nyata. Sementara kita bisa nyobain banyaaaak hal yang nggak terbatas. Yang mungkin kita suka. Yang mungkin kita bagus di situ. 

Trus soal dia yang oke sama cover music. Beberapa musisi mungkin baper kalau lagunya dicover tanpa izin. Tapi Billie cool aja. Dia malah bilang kalau kamu denger satu lagu dan kamu merasa itu lagu kamu, ya itu lagu kamu. Meski aku yang nulis, aku yang pertama nyanyiin, bukan berarti itu cuma laguku. Dan macem-macem. 

Ada banyak alasan kenapa aku suka seorang Billie. Alasannya nggak sesederhana “Wah, dia kalau bikin video klip creepy. Aku sukain ah, biar aku keren.” Itu sih alasan yang konyol banget. 

Atau siapa lagi? Musisi Indonesia misalnya ya. Aku suka Stars and Rabbit. Trus dikomen “Yahh tipikal anak sok indie pasti suka Stars and Rabbit.” Like what the actual fuckkkk! Aku suka Stars and Rabbit itu murni karena aku suka banget sama suara Mbak Elda. Aku suka dia dari dulu zaman dia di Reinkarnasi, di Evo. Suaranya emang bagus. Trus aku suka. Bukan biar indie-indiean. Hadeeeh. 

Tapi kan kamu anaknya beda, Pelle. Kamu nggak suka yang mainstream. 

Ya kalau aku emang nggak suka gimana dong? Apa aku harus bohong pura-pura suka biar nggak dibilang sok? Aku anaknya kalau suka bilang suka, kalau enggak ya nggak akan bohong bilang suka. Sederhana. 

Lagian siapa yang bilang aku nggak suka musik mainstream? Musik mainstream top 40 yang aku suka juga banyaaak. Misalnya Ed Sheeran, trus Taylor Swift, trus Sia, Rihanna, Dua Lipa, Imagine Dragons, dll. Banyaaak. 
 Bukan masalah besar lah kayak gini. 

Mungkin dulu pas aku masih kecil SMP-SMA gitu emang iya sih, aku merasa keren karena aku cuma mau dengerin musik tertentu. Tapi makin aku gede yang kayak gitu nggak penting lagi. Bahkan selera musikku geser jauuuuh banget. SMP aku suka punk, SMA-kuliah suka metal. Habis kuliah aku suka … gatau apa alirannya yang kayak Dillon gitu. Dan anehnya aku suka Peaches juga. Hahaha. Aku bahkan suka Die Antwoord meski aku sebenernya nggak terlalu ‘into hip hop’. 

Intinya buatku sekarang alirannya apa itu udah nggak penting lagi. Dia major apa indie nggak penting sama sekali. Kalau aku suka ya suka. Gitu aja. Nggak ada sangkut pautnya biar dibilang beda, dibilang indie, dibilang artsy, antimaintream dan omong kosong lainnya. Gitu. 

Ngerti?
Nggak ya? Gpp. Nggak ada yang baca blog ini juga kok. Lol. 

Trus satu lagi nih. Aneh aja kalau karena orang seleranya beda trus dikatain sok. Padahal bisa jadi itu nggak diniatin kayak jatuh cinta. Otomatis aja gitu. Tiba-tiba jatuh cinta sama yang begini, nggak terlalu cinta sama yang begitu. Trus dibilang sok, masa? 

Dan ini nggak sebatas di musik aja sih. Sampai cara berpakaian dan bergaya juga. “Kamu sengaja warnain rambut, sengaja gundul, biar dibilang beda dan keren ya? Biar stand out ya? Biar nggak blend in ya? Biar antimainstream ya?” dst. Heuuuft. Plis deh. 

Biasa aja, nying! Nggak urusan biar apa biar apa. Ya aku sukanya kayak gini gimana dong. Masa cuma biar bisa blend in biar nggak dikatain sok, trus aku harus pura-pura nyamar jadi basic bitch pakai baju stylish yang lagi ngetren tahun itu, dengan potongan rambut medium, diwarnain medium brown, poni setengah, belah tengah, trus pakai wedges dan posting foto makanan mahal? 

Ya enggak lah. Kenapa? Karena aku nggak punya duit buat itu semua lah, bego! 

Bwahahaha. Gausah serius-serius bacanya!

Bye! :p

You May Also Like

0 komentar