[DIY] Tas Rajut Plastik Bekas
DIY tas rajut plastik bekas ini proyek lama sih
sebenarnya. Gara-garanya aku hobi ngumpulin kantong plastik. Meskipun aku sudah
menerapkan prinsip reduce first alias
mengurangi dulu baru reuse, kemudian
baru recycle, kantong plastik yang
ngumpul tetep aja banyak. Sampai sekardus mie lah kira-kira (hasil pengumpulan
bertahun-tahun sih). Padahal itu kondisi tak lipat rapi lohh jadi segitiga kecil-kecil.
Sebagai catatan, yang tak kumpulin cuma plastik
bersih aja ya. Kalau yang bau pindang apa yang udah ketumpahan kopi gitu masih
tak buang juga. Singkat cerita, aku jadi bertanya-tanya dong, ini plastik mau
tak apain ya? Masa tak jual lagi ke warteg? Akhirnya aku browsing-browsing buat
nyari ide sehubungan dengan kantong plastik bekas. Dan hatiku tertambat di
sebuah blog yang sayang sekali nggak bisa tak cantumin linknya karena aku udah
lupa blognya apa (udah setahun lebih boo). Bagi pemilik blog itu kalau nyasar
di postingan ini bisa kasi tau aku yaa.
Jadi ceritanya blog itu cerita kalau dia
merajut, tapi menggunakan plastik bekas sebagai pengganti benang. Kebetulan aku
bisa ngerajut meskipun cuma satu gaya aja (iya, ngerajut itu ada macem-macem
gaya kan?). Caranya gampang, bisa menghasilkan barang yang jauh lebih kece dari
sekedar tumpukan kantong plastik, masuk akal. Aku langsung praktik detik itu
juga.
Caranya begini nih:
Pertama, siapkan alat dan bahan yang terdiri
atas gunting buat menggunting, hak pen buat merajut, dan kantong plastik bekas
tentu saja.
Plastik bekas, hak pen, gunting. |
Lipat plastik jadi seperti ini.
Potong bagian ujung atas dan bawahnya seperti
ini.
Kemudian gunting-gunting seperti ini.
Lebar
guntingan kalau aku menyesuaikan bahan plastiknya. Karena beda-beda kan? Ada
yang lemes, ada yang kaku. Kalau yang tipis dan lemes aku gunting selebar
kira-kira satu cm, kalau yang agak kaku setengah cm. Ini berpengaruh di proses
merajutnya nanti. Kalau plastiknya kaku dan masih nekat digunting tebel juga,
dijamin jari bakalan sangat pegel dan kapalan seketika. Ini juga tergantung
besar hook yang digunakan ya. Aku pakai nomer 3-4.
Oke ya, nanti hasilnya kalau lipatannya dibuka
akan jadi bunder-bunder kaya gini.
Nha, bunderan-bunderan ini tinggal disambung-sambung
aja. Caranya kaya kalau kita nyambung karet gelang (pernah main karet gelang
semua kan?). Salah satu ujungnya dimasukin, trus masukin lagi, tarik. Mudeng
kan gaes? :D
Kalau sudah, akan menjadi sambungan plastik
yang panjaaaaang yang berfungsi sebagai pengganti benang buat dirajut.
Selanjutnya, rajut apa saja dengan gaya yang gimana saja sesuai selera. Aku cuma
bisa satu gaya sih. Jadi rajutanku ya gitu-gitu aja. Aku udah usaha
sekeras-kerasnya buat belajar gaya merajut yang lain, tapi hasilnya malah
pusing sama istilah ch 1, ch 2, dan macem-macem lainnya. Jadi ya, aku berusaha
sebaik-baiknya untuk berkreasi dengan skill yang apa adanya itu. Percobaan
pertamaku adalah dompet, tapi udah keburu diminta sama adikku sebelum sempet
tak foto. Setelah itu aku hanya membuat tas-tas seperti berikut ini.
Sling bag bunder. |
Sling bag. |
Tote bag. |
Backpack. |
Untuk merajut satu tas paling butuh waktu sebulan
dengan intensitas merajut nggak rajin-rajin amat. Maksudnya, aku paling merajut
sehari 2-3 jam, dan itupun nggak tiap hari. Waktunya dibagi buat ngerjain hal
lain juga kan? Pokoknya aku merajut kalau lagi ada waktu selo aja sih. Jadi kadang-kadang
ada satu tas yang udah mulai tak rajut sejak bulan februari, tapi baru selesai
bulan Agustus, karena ngerajutnya dicicil. Hehehe.
Ini hal kecil sih sebenarnya. Tapi aku jadi
mikir gini, kalau selama ini aku nggak pernah ngumpulin kantong plastik dan
justru membuangnya setiap hari, tentu nggak kerasa sama sekali kalau aku lagi
nyumbang sampah yang buanyak ke muka bumi. Dan ternyata, dengan sedikit
sentuhan, bisa menghasilkan barang baru yang bisa dipakai lagi.
Kalau ada di antara pembaca sekalian yang
bertanya-tanya apakah aku menerima pesanan, jawabannya tentu tidak. Alasan
pertamanya, karena skill merajutku yang payah banget sehingga hasil rajutannya
mungkin hanya memuaskan bagi diriku sendiri.
Alasan keduanya, karena aku nggak punya kantong
plastik lagi. Ini aku bertahun-tahun lho, ngumpulinnya. Sejak aku kuliah. Tanya
aja sama temen-temen yang pernah ngekos bareng aku. Aku biasa ngumpulin kantong
plastik dan ikut tak bawa setiap kali aku pindah. Itupun aku udah sebisa
mungkin mengurangi ‘koleksi’ dengan cara membawa tas sendiri kalau belanja,
atau menolak diberi plastik kalau belanjaannya cuma dikit, dan bahkan beli nasi
di wartegpun aku dan segenap anak kos lain membawa tas kertas sendiri untuk
mengurangi penggunaan kantong plastik. Dan itu sudah kami lakukan sejak jaman
dahulu kala sebelum pemerintah menerapkan diet kantong plastik yang berujung
pada kantong plastik berbayar itu.
Jadi sekarang aku udah kehabisan plastik. Dan
hanya karena aku bisa membuatnya jadi benda baru, bukan berarti aku jadi niat
ngumpulin kantong plastik sebanyak-banyaknya dan selalu minta kantong tiap
belanja demi mendapatkan bahan rajutan. Aku tetep menerapkan prinsip reduce first.
Tapi be cheerful gaes, kalian kan juga bisa
bikin sendiri dengan cara yang udah tak jelasin di atas. Tapi inget ya, reduce first. Gunakan kantong yang
memang sudah ada, jangan mengada-adakan, atau bahkan sampai beli plastik baru
buat dirajut. Tapi kalau kalian kepengen punya tas rajut kantong plastik bekas
kaya punyaku tapi nggak punya bahannya karena selama ini nggak ngumpulin, ya
nggak apa-apa. Kalian boleh milih punyaku mana yang kalian suka. ;) Atau boleh
juga sih kalian bawain kantong plastik bekas buat tak rajutin.
Akhir kata, semoga bermanfaat dan selamat
mencoba! Nanti kalau udah nyoba sendiri, share hasilnya ke aku yaa.
Love,
Isthar Pelle
0 komentar