[DIY] Tas Rajut Plastik Bekas

by - 00.50.00




DIY tas rajut plastik bekas ini proyek lama sih sebenarnya. Gara-garanya aku hobi ngumpulin kantong plastik. Meskipun aku sudah menerapkan prinsip reduce first alias mengurangi dulu baru reuse, kemudian baru recycle, kantong plastik yang ngumpul tetep aja banyak. Sampai sekardus mie lah kira-kira (hasil pengumpulan bertahun-tahun sih). Padahal itu kondisi tak lipat rapi lohh jadi segitiga kecil-kecil.
Sebagai catatan, yang tak kumpulin cuma plastik bersih aja ya. Kalau yang bau pindang apa yang udah ketumpahan kopi gitu masih tak buang juga. Singkat cerita, aku jadi bertanya-tanya dong, ini plastik mau tak apain ya? Masa tak jual lagi ke warteg? Akhirnya aku browsing-browsing buat nyari ide sehubungan dengan kantong plastik bekas. Dan hatiku tertambat di sebuah blog yang sayang sekali nggak bisa tak cantumin linknya karena aku udah lupa blognya apa (udah setahun lebih boo). Bagi pemilik blog itu kalau nyasar di postingan ini bisa kasi tau aku yaa.
Jadi ceritanya blog itu cerita kalau dia merajut, tapi menggunakan plastik bekas sebagai pengganti benang. Kebetulan aku bisa ngerajut meskipun cuma satu gaya aja (iya, ngerajut itu ada macem-macem gaya kan?). Caranya gampang, bisa menghasilkan barang yang jauh lebih kece dari sekedar tumpukan kantong plastik, masuk akal. Aku langsung praktik detik itu juga.
Caranya begini nih:
Pertama, siapkan alat dan bahan yang terdiri atas gunting buat menggunting, hak pen buat merajut, dan kantong plastik bekas tentu saja. 
Plastik bekas, hak pen, gunting.

Lipat plastik jadi seperti ini.

Potong bagian ujung atas dan bawahnya seperti ini.

Kemudian gunting-gunting seperti ini.

Lebar guntingan kalau aku menyesuaikan bahan plastiknya. Karena beda-beda kan? Ada yang lemes, ada yang kaku. Kalau yang tipis dan lemes aku gunting selebar kira-kira satu cm, kalau yang agak kaku setengah cm. Ini berpengaruh di proses merajutnya nanti. Kalau plastiknya kaku dan masih nekat digunting tebel juga, dijamin jari bakalan sangat pegel dan kapalan seketika. Ini juga tergantung besar hook yang digunakan ya. Aku pakai nomer 3-4.
Oke ya, nanti hasilnya kalau lipatannya dibuka akan jadi bunder-bunder kaya gini.

Nha, bunderan-bunderan ini tinggal disambung-sambung aja. Caranya kaya kalau kita nyambung karet gelang (pernah main karet gelang semua kan?). Salah satu ujungnya dimasukin, trus masukin lagi, tarik. Mudeng kan gaes? :D
Kalau sudah, akan menjadi sambungan plastik yang panjaaaaang yang berfungsi sebagai pengganti benang buat dirajut. Selanjutnya, rajut apa saja dengan gaya yang gimana saja sesuai selera. Aku cuma bisa satu gaya sih. Jadi rajutanku ya gitu-gitu aja. Aku udah usaha sekeras-kerasnya buat belajar gaya merajut yang lain, tapi hasilnya malah pusing sama istilah ch 1, ch 2, dan macem-macem lainnya. Jadi ya, aku berusaha sebaik-baiknya untuk berkreasi dengan skill yang apa adanya itu. Percobaan pertamaku adalah dompet, tapi udah keburu diminta sama adikku sebelum sempet tak foto. Setelah itu aku hanya membuat tas-tas seperti berikut ini.
Sling bag bunder.

Sling bag.

Tote bag.

Backpack.

Untuk merajut satu tas paling butuh waktu sebulan dengan intensitas merajut nggak rajin-rajin amat. Maksudnya, aku paling merajut sehari 2-3 jam, dan itupun nggak tiap hari. Waktunya dibagi buat ngerjain hal lain juga kan? Pokoknya aku merajut kalau lagi ada waktu selo aja sih. Jadi kadang-kadang ada satu tas yang udah mulai tak rajut sejak bulan februari, tapi baru selesai bulan Agustus, karena ngerajutnya dicicil. Hehehe.
Ini hal kecil sih sebenarnya. Tapi aku jadi mikir gini, kalau selama ini aku nggak pernah ngumpulin kantong plastik dan justru membuangnya setiap hari, tentu nggak kerasa sama sekali kalau aku lagi nyumbang sampah yang buanyak ke muka bumi. Dan ternyata, dengan sedikit sentuhan, bisa menghasilkan barang baru yang bisa dipakai lagi.
Kalau ada di antara pembaca sekalian yang bertanya-tanya apakah aku menerima pesanan, jawabannya tentu tidak. Alasan pertamanya, karena skill merajutku yang payah banget sehingga hasil rajutannya mungkin hanya memuaskan bagi diriku sendiri.
Alasan keduanya, karena aku nggak punya kantong plastik lagi. Ini aku bertahun-tahun lho, ngumpulinnya. Sejak aku kuliah. Tanya aja sama temen-temen yang pernah ngekos bareng aku. Aku biasa ngumpulin kantong plastik dan ikut tak bawa setiap kali aku pindah. Itupun aku udah sebisa mungkin mengurangi ‘koleksi’ dengan cara membawa tas sendiri kalau belanja, atau menolak diberi plastik kalau belanjaannya cuma dikit, dan bahkan beli nasi di wartegpun aku dan segenap anak kos lain membawa tas kertas sendiri untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Dan itu sudah kami lakukan sejak jaman dahulu kala sebelum pemerintah menerapkan diet kantong plastik yang berujung pada kantong plastik berbayar itu.
Jadi sekarang aku udah kehabisan plastik. Dan hanya karena aku bisa membuatnya jadi benda baru, bukan berarti aku jadi niat ngumpulin kantong plastik sebanyak-banyaknya dan selalu minta kantong tiap belanja demi mendapatkan bahan rajutan. Aku tetep menerapkan prinsip reduce first.
Tapi be cheerful gaes, kalian kan juga bisa bikin sendiri dengan cara yang udah tak jelasin di atas. Tapi inget ya, reduce first. Gunakan kantong yang memang sudah ada, jangan mengada-adakan, atau bahkan sampai beli plastik baru buat dirajut. Tapi kalau kalian kepengen punya tas rajut kantong plastik bekas kaya punyaku tapi nggak punya bahannya karena selama ini nggak ngumpulin, ya nggak apa-apa. Kalian boleh milih punyaku mana yang kalian suka. ;) Atau boleh juga sih kalian bawain kantong plastik bekas buat tak rajutin.
Akhir kata, semoga bermanfaat dan selamat mencoba! Nanti kalau udah nyoba sendiri, share hasilnya ke aku yaa.
Love,
Isthar Pelle

You May Also Like

0 komentar