[PEOPLE] NGOMONGIN AWKARIN DAN YOUNG LEX

by - 16.17.00




Hai gaes! Rubrik apa lagi ini, People?
Well, kalian masih inget kan, dulu aku pernah meluncurkan rubrik (plis deh, rubrik)  Kenalan yang tujuan dibuatnya adalah untuk ngomongin orang terkenal maupun apa enggak? Kalau lupa, kalian masih bisa baca lagi di sini. Setelah tak pikir-pikir lagi, kalau namanya kenalan kok kayaknya nggak cocok kalau buat ngomongin orang yang udah terkenal yah? Akhirnya aku mikir-mikir, dan ketemulah People. Kenapa People? Soalnya kalau tak tulis “Orang-orang” gitu kepanjangan. Dan yah, isinya emang ngomongin orang. Tadinya mau tak tulis Profil, tapi aku belum tentu ngebahas profilnya juga. Jadi ya udah lah ya, People aja? Sepakat kan? Udah, sepakat aja, daripada nggak mulai-mulai.
Jadii, ada apa ini dengan Awkarin dan Young Lex?
Nggak ada sih, cuma mau numpang tenar aja. *plak! Nggak perlu kan ya, aku basa-basi ceritain siapa mereka segala. Aku yakin kalian semua udah tau. Dan kenapa yang diomongin Karin sama Young Lex? Bukan selebgram atau Youtuber lain? Nggak ada alasan khusus. Pengen aja. Selebgram sama Youtuber lain mungkin akan dapet kesempatan buat dibahas juga di blog ini nanti, kalau mereka beruntung. *plak plak!
Pertama, aku mau bilang, kalau aku suka sama mereka. Sincerely. Menurutku mereka keren loh. Bisa berkarya, jadi kaya raya, dan masih tetep jadi diri sendiri. Jarang tauu, yang bisa kaya gitu. Kalau mau jadi artis jalur konvensional tuh banyak banget yang harus dikorbanin, salah satunya idealisme. Nurut kata yang punya modal, nurut selera pasar, dan seterusnya dan seterusnya.
Tapi ini mereka mandiri. Aku emang suka sama segalanya yang indie-indie kan pada dasarnya. Berkarya di jalur indie juga nggak gampang. Jauh lebih banyak tantangannya, terutama masalah udah kerja keras sungguh-sungguh, masih harus khawatir ada yang dengerin/nonton/ bahkan suka apa enggak dan seterusnya. Tapi social media is the real game changer emang sih. Seenggaknya musisi indie jaman sekarang lebih gampang buat promosi atau bahkan jualan lagu. Kalau musisi indie jaman dulu kan harus jualan CD, masuk ke radio-radio, bayar iuran biar bisa ikut manggung di event temen, dan lain sebagainya kan? Trus apa lagi ya, menurutku yang mereka lakuin nggak ada yang salah aja.
Of course, banyak juga yang nggak suka. Tapi kalian yang nggak suka inih, kenapa si gaes? Alasannya apa kok nggak suka? Ngasih contoh buruk ke followers? Omongannya kasar? Pakaiannya seksi? Tapi beneran itu alasannya apa kalian iri aja aslinya?

To be honest, pas pertama kali tau Awkarin aku juga sempet-sempetnya menghabiskan beberapa menit yang berharga hanya untuk bertanya-tanya. Kok bisa banyak banget sih followersnya? What’s on Karin that I don’t have? (Segalanya kali Pel, segalanyaaa). Tapi cuma beberapa menit sih, untungnya. Habis itu aku nyadar kalau sendirinya punya tugas, kerjaan, dan proyek yang harus dikerjakan. Dan udah gitu aja. Hidupku berjalan normal seperti biasanya. Bahagia dan nggak merasa terganggu.
Aku bukannya mau ngebelain mereka ya. Elah, aku ada di dunia ini aja juga mereka nggak tau. Tapi mumpung lagi iseng ngomongin mereka, aku mau coba ngebahas beberapa alasan orang-orang nggak suka sama mereka.

Omongan Kasar

Di video-videonya, Young Lex banyak disebut-disebut banyak ngomong kasar. Aku nggak tau banget soalnya aku belum liat semua videonya. Tapiii, kalau dipikir-pikir, dari jaman dulu sebelum Young Lex akhil baliq (gimana si nulisnya?) juga udah banyak rapper yang omongannya kasar. Jangankan anjing, liriknya bahkan ada yang secara eksplisit nyebut ‘ngentot’ dan ‘kontol’ (sorry lho ini, cuma ngasih contoh). Selain rapper juga banyaaak musisi yang liriknya mengandung kata-kata kasar. Kaya band indie temenku sendiri bahkan punya satu lagu yang isinya cuma maki-maki. Mengandung kata ‘asu’, ‘nggosu’, ‘tak idoni matamu’, dan lain sebagainya yang itu kasar banget. Sorry lagi ini, cuma ngasih contoh lho ya.
Aku dulu pas masih seusia Karin (buseeet, sekarang udah tua) juga suka banget ngomong kasar. Bahkan dulu ngobrol sama pacarpun kasar banget omongannya.
Tapi seiring dengan berjalannya waktu, aku sembuh sendiri. Sekarang aku udah nggak banyak ngomong kasar. Kalaupun maki-maki kadang-kadang aja kalau pas lagi jengkel banget. Jadi menurutku, omongan kasar ini fase aja kok aslinya. Ntar semua anak bakalan mudeng sendiri untuk nggak ngomong kasar kecuali emang perlu. #eh
Lagian ngapain sih, kok seolah-olah yang omongannya alus udah pasti lebih suci? Aku dulu punya loh temen yang omongannya alus banget, sopan santun, lemah lembut dan berbudi pekerti luhur. Tapi kerjaannya ngomongin sahabatnya sendiri kalau pas orangnya nggak ada. Sedangkan aku, kalau aku ada ngerasa nggak suka sama kelakuan dia, aku akan bilang langsung sama orangnya. Kasar emang. Tapi jujur. Tapi kaya gitu masing-masing orang emang beda sih. Ada juga yang alus dan emang beneran alus. Nggak pasti sih. Tapi berlaku juga sebaliknya. Yang kasar belum tentu rusak juga.

Pergaulan Bebas

Awkarin sering dugem, mabuk, trus dia ngerokok juga, dan lain sebagainya. Tapi halaaaah, orang yang bukan selebgram juga banyak yang kaya gitu. Temen-temen kuliahku dulu meskipun orang tuanya taunya anak mereka baik-baik aja dan belajar sungguh-sungguh, dapet transferan sangu ya pergi dugem juga. Mabuk sampai pingsan sampai harus digotong supir taksi juga. One night stand sama cowok yang baru kenal juga. Sama lah aslinya. Cuma temen-temenku nggak yang terkenal banget kaya Karin, makanya nggak banyak yang ngegosipin.

Pakai Baju Seksi

Menurutku sih pakaian Karin masih wajar-wajar aja kok. Banyak style blogger yang sering pakai baju terbuka juga. Yang pamerin punggung mulus, rok super pendek, dress dengan belahan dada sampai perut dan nggak pakai BH, dan banyak lagi lah. Banyak banget. Followersnya ya biasa-biasa aja. ngomen in English kalau nggak bilang ‘Kawaii”. Apa mungkin karena followersnya belum nyampe hampir sejuta juga? (Apa sekarang udah sejuta malah?) Entahlah.

Ngasih Contoh Buruk ke Followers?

Kalau ini balik lagi tergantung gimana followersnya bisa nyaring apa enggak. Mereka punya jati diri apa benar-benar followers yang ngikut idolanya ke mana-mana? Kalaupun iya, wajarlah kukira masa-masa remaja masih kaya gitu. Itu salah satu fase dari alayhood yang dialami semua orang. Aku jaman remaja dulu juga pengen banget jadi kaya Avril Lavigne. Pakai tank top sama dasi, pakai kaos kaki belang-belang, pasang banyak pin di strap tas, bahkan ngecat rambut pirang dengan highlight ijo dan pink (plis deeeeh). Untung nggak ada fotonya. Benar-benar aib yang memalukan.
Yang emang jadi masalah itu kalau sampai banyak yang maksa pengen jadi kaya Awkarin sampai-sampai jual diri padahal masih pada kecil, misalnya. Kenapa gitu nggak niru positifnya juga dari Karin?
Awkarin itu masih 18 tahun lohh. Tapi dia udah bisa mandiri. Berpenghasilan, dan berkarya. Aku dulu usia segitu bisa apa? Nakalnya sama, tapi nggak menghasilkan apa-apa. Rugi kaan? Atau seperti Young Lex. Passionnya di musik, dia produktif banget bikin musik. Itu juga bisa ditiru. Tinggal passion kalian masing-masing apa.
Intinya sih ya, kita nggak bisa sama sekali ngejudge orang dengan apa adanya. Di balik orang-orang yang keliatannya kasar, ada kebaikan, dan sebaliknya.
Buat yang bukan penggemar, harusnya lebih bijak lagi ngeliatnya. Buat penggemar, juga harus pinter-pinter nyaring. Jangan cuma ikut gayanya aja, tapi giliran yang bagus-bagus nggak ditiru. Jangan telan mentah-mentah juga kaya misalnya kalian suka sama lagu Cewek Kerdus, bukan berarti semua cewek yang nolak kalian itu bawahnya lebar, otaknya sempit. Bisa aja dia malah masih perawan, dan emang lebih suka pacaran sama cowok yang bisa diajak diskusi tentang neo-koneksionis, misalnya. Bukan berarti aku ngerti juga sih, neo-koneksionis itu apaan. :p
Teruuus, kalau kalian emang segitu nggak sukanya, yaudaaah, nggak usah follow, nggak usah nonton videonya. Aku aja yang suka nggak follow mereka kok. Dan nggak nonton semua videonya. Kaya misalnya video yang Karin curhat abis putus itu, aku udah tau dari baca-baca kalau itu video isinya anak curhat sambil nangis-nangis selama hampir setengah jam (atau lebih?). Yaudahlah, nggak tak tonton. Ngapain? Kalian yang ngakunya nggak suka malah kalau ada video baru pasti jadi yang pertama tau. -_- Cuma biar bisa puas ngeritik duluan. Demi apa? Mereka nggak bakal berhenti cuma karena kalian kritik lhoo. Justru dengan kalian omongin gitu, makin terkenal merekanya. Ingat kata Mario Teguh gaes, “Sesungguhnya lawan dari cinta itu bukan benci, tapi pengabaian.” << Ini serius MT yang ngomong. Yahh, kayak aku nggak suka sama acara TV, maka aku berhenti nonton TV kecuali kalau ada Via Vallen. Sederhana.
Just my two cents ya gaes. Aku nggak bilang mana yang benar mana yang salah. Who on earth am I to say what’s right and what’s not kan? Kalian mungkin ada yang setuju sama aku, ada yang enggak. Please feel free to share your thoughts. Beda pendapat sama aku boleh. Yang nggak boleh itu kalau hit n run. Maksudnya, buka diskusi, setelah ditanggapi, eeh pura-pura nggak tau dan malah curhat menggalang dukungan di akun pribadi. Jangan yahh.
Akhir kata, mau mengutip omongannya Karin: Nakal boleh, bego jangan! Hail freedom!
Seperti biasa, terima kasih banyak sudah baca aaaaand see you on the next post!

Full of love,
Isthar Pelle

You May Also Like

5 komentar

  1. Lebih asik ngulik sisi buruknya ketimbang ambil hikmah dan positipnya. Makin buruk makin dihujat tp dicinta diam diam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya ituu. Aku si nggak benci dan menghujat mereka karena aku nggak ngerasain tiga hal:
      1. Aku nggak iri sama mereka;
      2. Aku nggak pengen jadi mereka; dan
      3. Aku nggak benci diriku sendiri.
      Konon kan orang itu benci sama orang karena tiga alasan itu. Hahaha.

      Hapus
  2. Memotivasi remaja untuk meliarkan emosi itu gak bagus.

    Semua org udah pasti bisa mandiri dan kerja keras tanpa perlu jadi nakal.

    Remaja kalau udah liar ya org tua juga bakal kelabakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haii, terima kasih udah komen.
      Iyaa, emang bukan memotivasi buat jadi liar atau nakal. Contoh remaja yang berprestasi tanpa jadi nakal banyaak. Aku juga dulu udah pernah nulis tentang ini, tapi di facebook sih, bukan di blog. Hehe.
      Intinya di sini aku cuma mau ngomong kalau aku dulu juga pernah mengalami fase nakal kayak gitu. Mungkin malah lebih parah, cuma nggak ada yang tahu aja karena aku bukan selebgram. Haha. Makanya aku nggak merasa sok suci buat ngebenci mereka. Gitu intinya.
      Mudah-mudahan nggak disalahtafsirkan yaa. ^^

      Hapus