Aku
ketinggalan beritaaaa. Berita ini hebohnya sudah dari minggu kemarin. Yahh,
kalau dipikir-pikir lagi sih, emangnya aku kapan enggak ketinggalan berita yak?
Facebook bubble filter really do its job. Ngahahaha. Timeline isinya pilkada
mulu, enggak ada gosip artisnyah.
Lhoo,
jadi kali ini tentang gosip artis?? Yo’iiiih! Lah kok tumben ikut ngegosipin
artis? Hahaha. Soalnya berita menghebohkan kali ini datangnya dari idola
papa-papa muda sekaligus junjunganku sejak SD: Dian Sastro. Iya, Dian Sastro
yang itu. Yang masih saja cinta Rangga meski sudah ditinggal tanpa kabar selama
ratusan purnama.
Oke
oke, ada apa ini sama Mbak Dian? Mau bahas film barunya, Kartini ya?
Nope!
Kali ini Mbak Dian digosipin gara-gara sesuatu yang hiks, melukai perasaan
segenap fansnya. Mbak dian menolak diajak foto bareng fans! Gara-gara itu Mbak Dian
jadi dicap sombong. Makin parah ketika akhirnya banyak fans yang mengungkapkan
kegetiran hatinya satu per satu. Ternyata banyak juga yang pernah ‘digituin’
sama Mbak Dian. Ditolak foto bareng, diketusin, ditolak cintanya,
dijudesin, disombongin, dan banyak lagi deh. Akan tetapi, benarkah demikian???
*jeng jeng jeng jeng
Melalui
akun instagramnya, Mbak Dian sudah memberikan klarifikasi mengenai insiden itu.
Katanya, kejadian yang sebenarnya enggak seperti yang terlihat di video. Oyaa,
di video kelihatannya Mbak Dian menepis tangan fans yang minta foto (teganya
dirimu mbaaak). Menurut Mbak Dian, waktu itu Mbak Dian kaget karena tiba-tiba
ada yang megang dari belakang. Jadi refleks aja gituh.
Selain
itu, Mbak Dian juga menjelaskan kalau memang begitulah habit blio. Kalau sedang
di luar jam kerja (nggak di acara show, jumpa fans, peluncuran film, dan acara
resmi lain berkaitan dengan profesi keartisannya), Mbak Dian memang menolak
untuk diajak foto bareng. Lhaa, waktu itu lagi pengen jadi orang biasa je.
Bahasa gampangnya lagi pengen liburan.
I
understand this, completely. Pertama, jangankan Mbak Dian. Blogger yang level ketenarannya
belum seberapa (followers instagram juga nggak nyampe tiga rebu) aja ada kok
yang sombong. Kalau ada ‘fans’ yang komen enggak ditanggapi sama sekali,
pura-pura nggak liat. Sibuk? Enggak ah, wong komen yang masuk juga cuma itu
satu-satunya. Sempet update status juga berkali-kali. Ya emang mungkin karena
menganggap si ‘fans’ yang meninggalkan jejak ini bukan siapa-siapa. Nggak ngasih
pengaruh yang signifikan kalau ditanggepi juga. Padahal si ‘fans’ ini setia
banget bacain tiap blogpostnya lhoo.
Kedua,
aku sendiri membayangkan kalau aku yang jadi public figure, pasti pengen lah
sekali-kali hidup sebagai orang biasa. Terus-terusan jadi pusat perhatian itu
melelahkan, tau. Apalagi buat orang dengan kualitas seperti Mbak Dian yang cantiknya
ngedab-edabi. Terus-terusan mempesona dan jadi gumunan orang itu lelah, kak.
Belum
lagi mempertimbangkan faktor misalnya memang lagi nggak mood, atau lagi PMS,
atau suasana hati emang lagi nggak ceria, atau capek fisik karena belum tidur
semalaman, dll. Banyak banget faktornya.
Masalahnya,
masalahnya, masalahnya, bukankah memang begitu seharusnya? Bukankah itu risiko
yang harus diambil setiap public figure? Apalagi sosok seperti Mbak Dian, yang
sempurna banget yawlaaaa. Cantik, pinter, dapet peran di film selalu yang
bagus-bagus, tokoh utama yang sempurna, dan seterusnya. Siapa juga yang nggak
mengharapkan keramah-tamahan dari bliaw? Ya wajar aja kalau di kehidupan nyata
Mbak Dian pas lagi pengen ‘liburan’ trus menolak foto bareng itu orang-orang pada
kaget. Soalnya ekspektasinya ya Mbak Dian itu baik hati. Itu sudah.
Memang
ada sih, artis-artis itu yang emang asli baik hati penyayang fans ramah tamah
dan bersedia dengan wajah ceria diajak foto bersama kapanpun. Nggak peduli
waktu itu lagi santai-santai liburan. Sekalipun fansnya jelek dan dekil dan
belum mandi akibat perjalanan panjang.
Contohnya, Om Ahmad Albar. Jadi ceritanya
waktu itu Ibing ke Jakarta naik kereta dan pas nyampe stasiun pagi-pagi buta
itu ketemu Ahmad Albar lagi ngerokok di sebelahnya. Sebagai anak yang digedein
oleh penggemar God Bless garis keras, Ibing nggak menyia-nyiakan kesempatan,
minta foto bareng. Dan Om Ahmad Albarnya langsung mengiyakan dengan ceria.
Sekali foto? Enggak. Bedebahnya,
hapenya Ibing itu kameranya paraaah banget. Hahahaha. Jadi foto itu blur terus
sampai diulang berapa kali cobaa? Tiga kali! Itupun baik banget, Om Ahmadnya
yang ngerangkul Ibing malahan. Trus terakhirnya, setelah tiga sesi pemotretan
yang melelahkan itu masih sempet-sempetnya nanya “Gimana? Udah bagus belum? Kalau
belum ulangi lagi aja.” Klean bayangkan dong! Keren kan? Kelak, kalau aku femes
aku akan seramah itu pada fans. Janji! :D
Tapi yaa namanya orang beda-beda
sih. Mbak Dian punya banyak pertimbangan sendiri seperti misalnya, kalau lagi
jalan-jalan sama anak ya maunya berperan jadi ibu saja. Mencurahkan perhatian
sepenuhnya pada anak, dan banyak hal lain yang mungkin nggak bisa Mbak Dian
jelaskan.
Aku nggak bisa memahami gimana
perasaan fans-fans yang terabaikan ini sih (ya maap). Aku sendiri bukan anak
yang sering ngefans artis sampai minta foto-foto. Kalau papasan sama artis dan
teman bisik-bisik norak pun aku palingan cuma bilang “Oh,” hahaha. Serius. Habisnya
menurutku foto bareng artis itu nggak ada artinya. Kecuali orangnya emang
legend banget sih. Tapi kalau seandainya aku ketemu artis idolah, minta foto,
lantas ditolak, aku akan memahami penolaknnya. Bukannya dendam dan kemudian
jadi benci. Kenapa? Karena sesungguhnya yang kuidolakan toh bukan sosok
orangnya, tapi karyanya. Eyaa.
Soal Mbak Dian, meskipun banyak
yang mengaku kecewa, aku biasa aja. Soalnya sama kaya yang barusan kujelasin di
atas, kalau ketemu mbak Dian misalnya di pasar lagi belanja sayur gitu, aku
paling biasa aja. Nggak bakalan minta foto. Hahaha. Lagian aku udah terbiasa
nggak berekspektasi sama orang. Jadi biar aja lah Mbak Dian kerja pada waktunya
kerja, jadi perempuan biasa pas nggak kerja. Beda soal kalau nanti Mbak Dian
main film dan actingnya jelek, nha baru kita bicara. Kritik kerjaannya.
Menurutku, pilihan sikapnya yang
seperti itu (memisahkan urusan professional dengan urusan pribadi) sangat sangat sangat bisa dipahami kok. Meskipun emang
berisiko sih. Banyak gitu yang bilang kalau Mbak Dian juga suka judes bin ketus,
tapi yaa yang namanya hartees juga manusia gaes. Ada lelahnya. Kita aja yang
bukan siapa-siapa ini kadang butuh waktu buat me time kan? Nha, Mbak Dian juga
sama.
Gimana Mbak Dian, aku sungguh
cerminan fans yang pengertian bukan? Meskipun yang Mbak Dian lakukan itu jahat,
aku nggak ikut-ikutan benci. Hahaha. Mungkin saran aja dikit kalau bole, kalau
menolak fans, tolaklah dengan baik-baik. Jangan pakai bahasa ketus yang bisa
bikin hati kami-kami yang lemah ini berantakan. Nha, soal udah dijelasin
baik-baik tapi fansnya tetep maksa atau malah marah-marah, ya itu berarti
merekanya aja yang norak. Ndak usah diambil hati.
Tapiih, alangkah lebih baik lagi,
nggak ada salahnya lho mbak, sungguh nggak ada salahnya kalau Mbak Dian
senantiasa ramah dan bersedia diajak foto bareng. Soalnya foto bareng itu berapa
lama sih palingan? Nggak nyampe dua menit lah yah.
Tetep semangat ya mbak! Orang-orang
memang berkekspektasi yang baik-baik tentang Mbak Dian, dan itu bukan salahmu,
sungguh. Kalaupun habis ini jadi ada yang benci Mbak Dian, ya itu risiko atas
pilihan yang Mbak Dian ambil. Toh segala sesuatu memang ada risikonya.
Kalaupun semua orang di barisan
fans Mbak Dian rontok, tenang saja, masih ada aku yang terlanjur padamu. Sekian dan salam sayang. :*