DIY Nail Polish

by - 07.34.00




Aku suka pakai kuteks. Sejak bertahun-tahun ini, bisa dibilang kukuku tidak pernah lepas dari yang namanya kuteks. Dan untuk pilihan warna, aku selalu suka warna-warna bold. Hitam, biru tua, ungu tua, merah cetar, pink, hijau, dan lain-lain. Apapun warnanya yang penting warnanya jelas gitu aku suka.
Nha, sudah berbulan-bulan ini aku jarang kutekan. Habisnya dua-duanya kuteks yang kupunya berwarna princessy gitu. Yang satu soft pink. Too soft pink. Yang satu top coat bening dengan glitter. Aku pakai kadang-kadang sih. Cuma nggak ngaruh apa-apa ke total look aku (lagaknya udah kaya style blogger). Nggak keliatan gitu. Kaya nggak pakai kuteks. Aku memakainya hanya sebagai pelepas kerinduan dari kutekan. Lha kenapa kok nggak beli? Ah, aku terlalu malas jalan ke warung terdekat. Dan sekalinya pas ke warung, tentu aku selalu lupa dong cyin.
Tapi pagi ini setelah sahur, mungkin sedikit banyak karena nggak bisa tidur, kerinduanku untuk kutekan tak tertahan lagi. Cuma kali ini aku udah muak dengan kutekku yang too soft pink itu. Aku kemudian cari akal. Sebagai front pembela pengiritan garis miring, tentu saja yang pertama kali kupikirkan adalah “Kalau bisa bikin sendiri, ngapain beli? Tanpa mengeluarkan uang sepeserpun? Ha ya jelas lebih bagus lagi.”
Karena aku cerdas, tentu saja aku tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya. Yap! Guling-guling dengan kata kunci DIY nail polish. Demi kerang ajaib, ternyata Google memang tahu segalanya. Aku langsung buka satu punyaknya Wikihow. Dan puja kerang ajaib sekali lagi, ternyata caranya guampang buanget. Wikihow sih menjelaskan secara sistematis panjang lebar seperti gaya dia biasanya. Tapi intinya, campurin aja bubuk eye shadow sama kuteks bening. Serius, segampang itu.
Rencananya aku akan menunggu sampai nanti siang pas bangun tidur, tapi aku benar-benar tak tahan lagi. Akhirnya aku lompat dari buaian selimut putri saljuku yang nyaman untuk membuat perubahan, er, maksudnya membuat nail polishku sendiri.
Kebetulan aku punya palet kadaluarsa yang berisi macam-macam eye shadow. Biasanya produk kosmetik apapun kalau udah kadaluarsa bakal langsung kucampakkan ke tempat sampah. Tapi palet ini, meskipun telah kadaluarsa bertahun-tahun, tetap kusimpan. Bukan semata karena aku merasa sentimentil dan nggak tega ngebuangnya. Tapi sedari dulu aku memang semacam selalu memiliki firasat kalau suatu hari, palet ini akan ada gunanya. Heuheuheu
Ini dia peralatan yang kusiapkan in no time. 

Palet kadaluarsa, kutekku yang terlalu princessy itu, silet buat nyongkel eye shadownya, sama tutup botol plastik buat wadah mencampurnya. By the way, astaga Pel, itu palet kok udah bulukan gutu? Ya namanya juga udah kadalurasa bertahun-tahun, kak. Maklum lah. Dan aku juga terlalu males buat ngebersihinnya, apalagi cuma biar kelihatan cantik di foto. Aku sih yakin dia lebih suka tampil apa adanya.
Eye shadownya dicungkil-cungkil, trus taruh di tutup botol. Ini aku nyobain warna biru tua.

Habis itu dihancurin. Ngehancurinnya harus sampai lembuuuut banget. kalau bisa sampai partikel debunya nggak kelihatan. Eh nggak ding. Intinya sih semakin lembut eye shadownya, semakin smooth hasil nail polishnya. Celakanya, eye shadow di palet ini termasuk jenis yang creamy. Jadinya agak susah dihancurkan. Selain itu juga aku nggak mengikuti anjuran wikihow. Wikihow bilang, eye shadownya masukin ke plastik, trus digerus selembut-lembutnya. I know, ribet kan? Aku terlalu malas untuk itu. Akhirnya, setelah aku merasa cukup capek menghancurkannya, langsung saja kukucurin nail polishnya kaya gini.

Sebenernya sih ya gaes, nail polisnya nggak harus yang bening kaya yang dibilang wikihow kok. Cuma nanti ngaruh di warna aja. Misalnya kamu punya kuteks warna kuning, trus kamu kasih eye shadow warna biru, nanti hasinya akan jadi hijau, gitu. Tapi kalau mau warna sesuai eye shadownya ya tiada lain harus pakai kuteks bening.
Setelah jadi, hasilnya kaya gini. Keunguan karena nail polish yang aku pakai kan emang pink meskipun too soft juga. 


Astaga Pel, kok jrendul-jrendul gitu? Yaa, itu karena aku kurang sabar tadi pas tahap ngehancurin eye shadownya. Makanya nggak bisa nyampur. Hahaha. Jadi kalian sebaiknya ikutin kata wikihow bener-bener yak. Kalau aku sih, apa boleh buat, keburu penasaran sih ini beneran bakal works apa enggak. Lagian, don’t worry, aku masih punya banyak stok eye shadow kadaluarsa buat nanti-nanti.
Oke, kalau sampai sini kalian bertanya-tanya eye shadow kadaluarsa bakal berbahaya apa enggak buat kuku, kalau buat orang normal mungkin berbahaya. Tapi untunglah aku Madgirl yang punya kuku super kebal. Aku pernah kutekan pakai cat mobil dan kami semua (aku sama kuku-kuku) baik-baik saja. Tapi ya sebaiknya kalian jangan tiru lah. Kalau mau bikin diy nail polish ya mending pakai eye shadownya yang belum kadaluarsa. Demi keamanan.
Karena hasil nail polishnya nggak rata, aku tahu apa yang akan terjadi kemudian. Bagian yang jrendul-jrendulnya bakal belepetan ke mana-mana. Dan aku jelas nggak mau dong, selimut putri saljuku sampai ternoda. Makanya aku memutuskan untuk mengoleskan top coat yang glittery itu. Dan jadinya seperti ini. 

Top coat selain menyelamatkkan selimut putri saljuku, juga berperan untuk melindungi kuteks dari goresan-goresan dan juga membuat kuteks menjadi lebih awet. Gitu sodarah.
Udah dulu ya. Nanti bakalan kuupdate kalau aku bikin warna-warna lain. Kalau ada di antara kalian yang setelah membaca ini malah makin pusing, tenang saja, itu artinya kalian normal.
UPDATE warna baru:
DIY nail polish black.


Love,
Madgirl


Disclaimer: kesemena-menaan dalam tulisan ini memang hanya diperuntukkan bagi Madgirl semata. Orang normal sebaiknya jangan meniru menggunakan produk kadaluarsa. Stay waras, people!

You May Also Like

0 komentar