DIY Nail Polish
Aku suka pakai kuteks. Sejak bertahun-tahun ini, bisa
dibilang kukuku tidak pernah lepas dari yang namanya kuteks. Dan untuk pilihan
warna, aku selalu suka warna-warna bold. Hitam, biru tua, ungu tua, merah
cetar, pink, hijau, dan lain-lain. Apapun warnanya yang penting warnanya jelas
gitu aku suka.
Nha, sudah berbulan-bulan ini aku jarang kutekan. Habisnya
dua-duanya kuteks yang kupunya berwarna princessy gitu. Yang satu soft pink. Too
soft pink. Yang satu top coat bening dengan glitter. Aku pakai kadang-kadang
sih. Cuma nggak ngaruh apa-apa ke total look aku (lagaknya udah kaya style
blogger). Nggak keliatan gitu. Kaya nggak pakai kuteks. Aku memakainya hanya
sebagai pelepas kerinduan dari kutekan. Lha kenapa kok nggak beli? Ah, aku
terlalu malas jalan ke warung terdekat. Dan sekalinya pas ke warung, tentu aku
selalu lupa dong cyin.
Tapi pagi ini setelah sahur, mungkin sedikit banyak
karena nggak bisa tidur, kerinduanku untuk kutekan tak tertahan lagi. Cuma kali
ini aku udah muak dengan kutekku yang too soft pink itu. Aku kemudian cari
akal. Sebagai front pembela pengiritan garis miring, tentu saja yang pertama
kali kupikirkan adalah “Kalau bisa bikin sendiri, ngapain beli? Tanpa
mengeluarkan uang sepeserpun? Ha ya jelas lebih bagus lagi.”
Karena aku cerdas, tentu saja aku tahu apa yang harus
kulakukan selanjutnya. Yap! Guling-guling dengan kata kunci DIY nail polish. Demi
kerang ajaib, ternyata Google memang tahu segalanya. Aku langsung buka satu
punyaknya Wikihow. Dan puja kerang ajaib sekali lagi, ternyata caranya guampang
buanget. Wikihow sih menjelaskan secara sistematis panjang lebar seperti gaya
dia biasanya. Tapi intinya, campurin aja bubuk eye shadow sama kuteks bening. Serius,
segampang itu.
Rencananya aku akan menunggu sampai nanti siang pas
bangun tidur, tapi aku benar-benar tak tahan lagi. Akhirnya aku lompat dari
buaian selimut putri saljuku yang nyaman untuk membuat perubahan, er, maksudnya
membuat nail polishku sendiri.
Kebetulan aku punya palet kadaluarsa yang berisi
macam-macam eye shadow. Biasanya produk kosmetik apapun kalau udah kadaluarsa
bakal langsung kucampakkan ke tempat sampah. Tapi palet ini, meskipun telah
kadaluarsa bertahun-tahun, tetap kusimpan. Bukan semata karena aku merasa sentimentil
dan nggak tega ngebuangnya. Tapi sedari dulu aku memang semacam selalu memiliki
firasat kalau suatu hari, palet ini akan ada gunanya. Heuheuheu
Ini dia peralatan yang kusiapkan in no time.
Palet kadaluarsa, kutekku yang terlalu princessy itu,
silet buat nyongkel eye shadownya, sama tutup botol plastik buat wadah
mencampurnya. By the way, astaga Pel, itu palet kok udah bulukan gutu? Ya namanya
juga udah kadalurasa bertahun-tahun, kak. Maklum lah. Dan aku juga terlalu
males buat ngebersihinnya, apalagi cuma biar kelihatan cantik di foto. Aku sih
yakin dia lebih suka tampil apa adanya.
Eye shadownya dicungkil-cungkil, trus taruh di tutup
botol. Ini aku nyobain warna biru tua.
Habis itu dihancurin. Ngehancurinnya harus sampai
lembuuuut banget. kalau bisa sampai partikel debunya nggak kelihatan. Eh nggak
ding. Intinya sih semakin lembut eye shadownya, semakin smooth hasil nail
polishnya. Celakanya, eye shadow di palet ini termasuk jenis yang creamy. Jadinya
agak susah dihancurkan. Selain itu juga aku nggak mengikuti anjuran wikihow.
Wikihow bilang, eye shadownya masukin ke plastik, trus digerus
selembut-lembutnya. I know, ribet kan? Aku terlalu malas untuk itu. Akhirnya,
setelah aku merasa cukup capek menghancurkannya, langsung saja kukucurin nail
polishnya kaya gini.
Sebenernya sih ya gaes, nail polisnya nggak harus yang
bening kaya yang dibilang wikihow kok. Cuma nanti ngaruh di warna aja. Misalnya
kamu punya kuteks warna kuning, trus kamu kasih eye shadow warna biru, nanti
hasinya akan jadi hijau, gitu. Tapi kalau mau warna sesuai eye shadownya ya
tiada lain harus pakai kuteks bening.
Setelah jadi, hasilnya kaya gini. Keunguan karena nail
polish yang aku pakai kan emang pink meskipun too soft juga.
Astaga Pel, kok jrendul-jrendul gitu? Yaa, itu karena
aku kurang sabar tadi pas tahap ngehancurin eye shadownya. Makanya nggak bisa
nyampur. Hahaha. Jadi kalian sebaiknya ikutin kata wikihow bener-bener yak. Kalau
aku sih, apa boleh buat, keburu penasaran sih ini beneran bakal works apa
enggak. Lagian, don’t worry, aku masih punya banyak stok eye shadow kadaluarsa
buat nanti-nanti.
Oke, kalau sampai sini kalian bertanya-tanya eye
shadow kadaluarsa bakal berbahaya apa enggak buat kuku, kalau buat orang normal
mungkin berbahaya. Tapi untunglah aku Madgirl yang punya kuku super kebal. Aku pernah
kutekan pakai cat mobil dan kami semua (aku sama kuku-kuku) baik-baik saja.
Tapi ya sebaiknya kalian jangan tiru lah. Kalau mau bikin diy nail polish ya
mending pakai eye shadownya yang belum kadaluarsa. Demi keamanan.
Karena hasil nail polishnya nggak rata, aku tahu apa
yang akan terjadi kemudian. Bagian yang jrendul-jrendulnya bakal belepetan ke
mana-mana. Dan aku jelas nggak mau dong, selimut putri saljuku sampai ternoda. Makanya
aku memutuskan untuk mengoleskan top coat yang glittery itu. Dan jadinya
seperti ini.
Top coat selain menyelamatkkan selimut putri saljuku,
juga berperan untuk melindungi kuteks dari goresan-goresan dan juga membuat
kuteks menjadi lebih awet. Gitu sodarah.
Udah dulu ya. Nanti bakalan kuupdate kalau aku bikin warna-warna lain. Kalau ada di antara kalian yang setelah
membaca ini malah makin pusing, tenang saja, itu artinya kalian normal.
UPDATE warna baru:
UPDATE warna baru:
DIY nail polish black. |
Love,
Madgirl
Disclaimer: kesemena-menaan dalam tulisan ini memang
hanya diperuntukkan bagi Madgirl semata. Orang normal sebaiknya jangan meniru
menggunakan produk kadaluarsa. Stay waras, people!
0 komentar